PROSUMUT – PT Aquafarm Nusantara (PT AN) yang berada di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) bisa memanfaatkan sisa pengolahan ikan tilapia menjadi bahan-bahan berguna.
Antara lain menjadi minyak ikan (Fish Oil) bio solar, obat-obatan, kosmetik dan Marshmellow bahan dasar permen.
Semua proses pengolahan minyak ikan itu berasal dari isi perut (Testin) dan lemak ikan tilapia yang dapat dikelola oleh perusahaan PT AN.
Hal itu disampaikan oleh Country Factory Manajer PT AN, Joko Suhendro disela-sela paparannya bersama awak media Sergai tentang pemanfaatan sisa dari pengolahan ikan tilapia menjadi minyak ikan bio solar, Kamis (5/12).
“Dalam proses pengolahan minyak ikan tilapia menjadi menjadi bio solar, ini semua melalui proses pengumpulan isi perut dan lemak ikan tilapia yang dapat dikelola oleh perusahaan PT AN,” jelas Joko.
Tentunya, proses pengolahan minyak ikan tilapia menjadi bio solar ini butuh waktu 3-4 jam, setelah dilakukan pemanasan didalam boiler.
“Usai proses pemanasan tersebut barulah didapat hasil final produk fish oil dengan great A menjadi bio solar,” kata Joko.
Joko menyebutkan, proses terjadinya minyak ikan tilapia menjadi bio solar, karena di dalam ikan tilapia terdapat kandungan lemak dan isi perut yang dapat dimanfaatkan.
“Setelah melalui proses, minyak ikan tilapia menjadi bio solar dapat digunakan sebagai pengganti solar di perusahaan, dengan perbandinganya bisa menghemat 20% dari minyak solar asli,” sebut Joko.
Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh PT AN, dapat memanfaatkan fiur olah. Sehingga tidak dibuang sia-sia.
“Jadi perusahaan coba memanfaatkan semuanya ikan tilapia ini dengan tidak meninggalkan sampah ataupun mengontaminasi area,” sebut Joko.
Selain, menghasilkan minyak ikan (Fish oil) sisik ikan tilapia juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan produk kosmetik, obat-obatan dan marshmellow.
“Proses sisik ikan tilapia ini pertama dilakukan pemisahan dari kulit dengan tahapan pencucian berkali-kali. Sehingga betul-betul terpisah dari lemak ikan tilapia tersebut.
Setelah melalui proses pencucian, dilakukan penjemuran dengan tingkat kepanasan mencapai 30-35°C. Dengan suhu panas itu, sisik ikan bisa kering dalam satu hari.
“Setelah semua sisik ikan tilapia kering, kemudian dilakukan tahap akhir pemisahan dari secara manual partikel-partikel yang tidak diperlukan,” urai Joko.
Setelah melalui proses pemisahan, kemudian dilakukan pembungkusan ke dalam goni. Masing-masing goni berisi 20 – 25 kg.
“Kemudian sisik ikan diekspor ke Jepang dan Thailand untuk dijadikan bahan dasar kosmetik,” pungkas Joko.(*)