PROSUMUT – Jelang pemilihan presiden dan wakil presiden 2019, para politisi mulai melontarkan klaim atas keunggulan elektabilitas masing-masing pasangan calon yang didukungnya.
Kendati demikian, klaim tersebut tidak dibarengi dengan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kubu pendukung pasangan capres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengklaim elektabilitasnya di Jawa Barat saat ini telah melampaui pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pada Pilpres 2014, perolehan suara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah telak dari Prabowo-Hatta di Jabar.
Sedangkan kubu pendukung Prabowo-Sandiaga mengklaim elektabilitasnya terus meningkat di daerah basis massa pendukung Jokowi, yakni Jawa Tengah.
01 Klaim Jabar
Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengklaim elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat sudah mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno per Kamis 14 Februari 2019.
Namun demikian, selisih keunggulan pasangan nomor urut 01 itu relatif ketat.
“02 dan 01 bersaing ketat dan Alhamdulillah per hari ini unggul, unggul 51 persen,” kata Cak Imin melalui keterangan tertulis, Kamis 14 Februari 2019.
Cak Imin menyampaikannya dalam acara Hari Lahir ke-93 Nahdlatul Ulama di Lapangan Prawitasari, Cianjur. Dia kemudian mengklaim bahwa hampir semua warga NU mendukung Jokowi-Ma’ruf.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di kompleks parlemen, Jumat 25 Januari 2019.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menginstruksikan para kader dan relawan PKB untuk terus mengampanyekan Jokowi-Ma’ruf. Mereka diminta bergerak secara door to door.
“Kita gerakkan semua untuk kemenangan 01,” kata dia.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Arsul Sani mengatakan pihaknya cukup puas melihat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat.
Sebab, dukungan pemilih di daerah tersebut sudah semakin meningkat.
Pada Pilpres 2014, Jokowi kalah suara dibanding Prabowo di wilayah Jabar. Saat itu, pasangan Prabowo-Hatta Rajasa memperoleh 14.167.381 suara (59,78 persen) dan Jokowi-Jusuf Kalla memperoleh 9.530.315 suara (40,22 persen).
“Kalau kita lihat 2014 itu selisih suara Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK itu kan lumayan besar. Namun, kami sudah bisa agak tersenyum sekarang bahwa dari survei yang kami lakukan, ini sudah comparable,” ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 14 Februari 2019.
Arsul menuturkan, sejumlah survei menyebut Jokowi-Ma’ruf sudah mengungguli calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Meski demikian, ada juga beberapa survei yang menyatakan Jokowi-Ma’ruf belum unggul.
“Tetapi, angkanya sudah jauh lebih kecil dari selisih pada Pilpres 2014. Ini kan menggembirakan,” ujar Arsul.
Klaim serupa juga dilontarkan oleh kubu pendukung Prabowo-Sandiaga.
02 Klaim Jateng
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ahmad Muzani mengatakan, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno naik di Jawa Tengah (Jateng).
Hal itu terjadi karena belakangan ini Prabowo-Sandiaga gencar melakukan kampanye di Jawa Tengah.
“Suara Pak Prabowo di Jawa Tengah sudah mulai meningkat. Suara Jokowi berkurang,” ujar Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 22 Februari 2019.
Namun, Muzani tak menyebutkan berapa besar kenaikan elektabilitas Prabowo di Jawa Tengah berdasarkan survei internal yang dilakukan BPN.
Kumpulan alumni SMA di Jakarta mendeklarasikan dukungan untuk pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf di Istora Senayan, Minggu 10 Februari 2019.
Pada awal Februari lalu Prabowo mengunjungi empat kabupaten di Jawa Tengah, yakni Purbalingga, Banjarnegara, Blora, dan Grobogan. Ia didampingi mantan Gubernur Jawa Tengah Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo.
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu juga memberikan pidato kebangsaan di Grand Ballroom Hotel Po, Semarang.
Jika berkaca pada Pilpres 2014, pasangan Prabowo-Hatta mengalami kekalahan terbesar di Jawa Tengah.
Selama berkampanye di Jawa Tengah, Prabowo mengangkat sejumlah isu, antara lain isu korupsi, penghentian impor, dan pertanian.
Selain itu, ia juga mengkritik perilaku para elite yang kerap mencuri anggaran. Prabowo menilai perilaku tersebut menjadi penyebab tingginya angka kemiskinan.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, mengatakan, meskipun lebih fokus berkampanye di Jawa Tengah, Muzani tak khawatir Prabowo kehilangan suara di Jawa Barat.
Ia menilai manuver calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tak banyak mengubah arah dukungan.
“Di Jabar ya kami jaga. Jawa tengah ya kami intersepsi. Jawa Timur juga sama. Kita lihat saja nanti,” kata Muzani.
Secara terpisah, Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan membantah anggapan bahwa saat ini elektabilitas pasangan Joko widodo-Ma’ruf Amin unggul di Jawa Barat.
Ferry mengatakan, berdasarkan hasil survei internal BPN, mayoritas masyarakat Jawa Barat merupakan basis pemilih Prabowo-Sandiaga.
“Ya itu masih jadi basis kita lah,” ujar Ferry saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 22 Februari 2019. (*)