PROSUMUT – Aksi umbar peluru yang dilakukan polisi bak koboi mengingatkan masyarakat di daerah yang dijuluki Kota Rambutan itu dengan peristiwa Binjai Berdarah. Ditambah lagi, tindakan arogan yang menciderai Korps Tri Brata itu menunjukkan tidak profesional, modern dan terpercaya.
Karena itu, Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin dan Kabid Propam AKBP Donald Simanjuntak diminta turun melakukan pemeriksaan ke personel yang melakukan aksi koboi tersebut.
“Ya, Propam harus turun ke Polres Binjai. Bagi masyarakat yang menemukan selongsong yang berjatuhan, kumpuli dan serahkan ke propam,” kata Pengamat Hukum asal Kota Medan, Muslim Muis, Rabu 20 Mei 2020.
“Kita minta Kapolda hari ini juga panggil Kapolres Binjai. Kalau perlu, copot Kapolresnya. Hari ini periksa Kapolres, jangan lama-lama. Hari periksa, besok copot,” tambahnya.
Ia juga mengenang peristiwa Binjai Berdarah. Menurutnya, tindakan aroganasi polisi membuat masyarakat Kota Binjai trauma yang buntutnya teringat kembali peristiwa Binjai Berdarah tersebut.
“Dengan kejadian ini, masyarakat menjadi takut dan trauma. Tindakan polisi membuat rasa trauma yang sudah hilang, menjadi kambuh lagi. Seharusnya tugas mereka mengkondusifkan Kota Binjai. Jadi teringat peristiwa yang kemarin Linud 100,” serunya.
Sejatinya, ia bilang, polisi harus persuasif. “Ditanya baik-baik. Enggak mungkin ikan kita ajari berenang. Enggak mungkin polisi itu enggak tahu, kalau enggak tahu jadi pramuka saja,” urainya.
Ia menambahkan, jenis peluru karet dan peluru tajam itu jelas berbeda. Yang pasti, peluru karet tidak mematikan. “Peluru tajam juga lebih kuat suaranya,” tutupnya.
Sebelumnya, polisi terpaksa umbar peluru di depan Mapolres Binjai Jalan Sultan Hasanuddin Kelurahan Kartini Kecamatan Binjai Kota, Selasa malam 19 Mei 2020. Itu terjadi karena ada sekelompok massa dengan mengendarai sepeda motor akan menggeruduk Mapolres Binjai sekaligus menutup jalan.
Akibat tindakan umbar peluru, pengguna jalan terganggu. Mereka diminta putar arah.
Itu terjadi berawal dari adanya aksi sekelompok massa yang menggunakan atribut KNPI dan FKPPI mendatangi Mapolres Binjai karena adanya OTT yang dilakukan Satreskrim Polres Binjai.
Dikabarkan, 4 oknum dari OKP diduga melakukan pemerasan jelang Hari Raya Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, ke sebuah proyek pembangunan bronjong di belakang rumah dinas Wali Kota Binjai. (*)
Editor : Iqbal Hrp
Foto :