PROSUMUT – Konflik tanah di Tapanuli Selatan (Tapsel) yang sering terjadi, menjadi salah satu fokus Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) M Yusuf Siregar-Roby Agusman Harahap (Yusuf-Roby) untuk dituntaskan.
Karena itu, Paslon Nomor Urut 1 ini bertekad melahirkan peraturan daerah (Perda) yang berkaitan tentang tanah adat/ulayat guna menyelesaikan sengketa tanah tersebut. Perda ini juga nantinya akan berujung pada kesejahteraan masyarakat Tapsel.
“Di Tapsel banyak sekali terjadi permasalahan lahan antara masyarakat dengan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan pemerintah (Pemkab) tidak tegas dalam mencari solusi persoalan sengketa lahan tersebut,” ungkap Calon Wakil Bupati Tapsel, Roby Agusman Harahap diwawancarai usai Debat Publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati Tapsel di Hotel Arya Duta, Medan, Kamis 12 November 2020.
“Visi misi kita dengan Pak Yusuf adalah memberi pengakuan dan melindungi masyarakat hukum adat melalui perda. Artinya, nanti akan kita buat Perda Tanah Ulayat sehingga ada kepastian hukum kepada masyarakat. Jadi, yang menjadi hak atas tanah masyarakat kita kembalikan kepada masyarakat, kita legalkan. Jangan seperti sekarang ini tarik-menarik,” sambung Roby.
Ia menyebutkan, tanah yang seharusnya milik masyarakat nantinya dikembalikan kepada masyarakat. Begitu juga tanah yang milik perusahaan dikembalikan kepada perusahaan. Akan tetapi, kalau ada perusahaan yang mengambil milik masyarakat maka dikembalikan kepada masyarakat atau ganti rugi.
“Dengan itu (Perda Tanah Ulayat), regulasinya jelas,” tegas Roby.
Menurut dia, kalau tidak salah Perda Tanah Ulayat juga sedang digodok di Pemprovsu. Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota sudah memberlakukan regulasi seperti itu, misalnya Tapanuli Utara.
“Ini agar tidak ada lagi keganjilan persoalan tanah di Tapsel dan hal itu juga berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Roby menyampaikan, persoalan lainnya juga menjadi fokus Paslon yang diusung Partai Nasdem dan Hanura untuk memajukan pembangunan di Tapsel.
“Seperti yang saya sampaikan pada debat, masih banyak masyarakat Tapsel yang jauh dari kata sejahtera. Artinya, masih ada masyarakat Tapsel yang masih ‘makan garam’ di beberapa kecamatan dan ini perlu kita perbaiki kedepannya. Jadi, itu juga yang menjadi fokus kami dan mudah-mudahan diberikan kesempatan untuk merubah kesejahteraan masyarakat Tapsel menjadi lebih baik,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Roby, sektor pendidikan juga menjadi fokus. Persoalannya, masih banyak pelajar di Tapsel yang putus sekolah.
“IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Tapsel masih sekitar 69,1 persen (2018) dan rata-rata lama bersekolah sekira 8,7 tahun. Ini berarti masih banyak yang putus sekolah. Maka dari itu, kita berkomitmen untuk memaksimalkan bidang pendidikan dan akan memberikan beasiswa kepada pelajar yang berprestasi,” pungkasnya. (*)
Editor : Iqbal Hrp
Foto :