PROSUMUT –Korea Selatan terkenal sebagai negara asal para oppa yang tampan. Sayang, negeri gingseng yang satu ini tengah dilanda serbuan skandal.
Setelah beberapa waktu yang lalu anggota boyband ditangkap karena kasus prostitusi, kali ini ditemukan adanya kamera tersembunyi di beberapa tempat.
Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi bisa menjadi bumerang yang berbahaya bagi kita apabila disalahgunakan dengan tidak bertanggungjawab.
Skandal Kamera Tersembunyi di Korea Selatan
Dilansir dari berbagai sumber, beberapa orang ditangkap oleh pihak kepolisian karena terbukti memasang kamera tersembunyi di puluhan kamar hotel.
Jika terbukti bersalah, mereka terancam hukuman penjara 10 tahun dan denda 30 juta won atau sekitar 400 juta rupiah.
Dari hasil kejahatan ini mereka sudah mengambil keuntungan yang sangat besar yaitu sebesar 30 jt won atau sekiratar 400 jt.
Di Mana Kamera Disembunyikan?
Disini para pelaku Kamera lensa 1mm yang terpasang di kurang lebih 30 hotel di sepuluh kota Korea Selatan.
Kamera tersebut di sembunyikan di tempat-tempat yang tidak banyak orang tau / orang yang tidak curiga akan adanya kamera di situ.
Contoh nya kamera-kamera di sembunyi kan di rak TV , cok kontak , di sudut pintu DLL.
Pada tahun 2017, terdapat sekitar 6.400 insiden yang dilaporkan kepada pihak kepolisian. Jumlah ini meningkat drastis karena pada tahun 2012 hanya terdapat 2.400 insiden.
80% korban dari kasus kejahatan ini adalah wanita. Ada sekitar 5.400 orang yang ditangkap terkait kejahatan ini, walaupun hanya 2% yang dipenjara.
Siapa yang Menjadi Korban?
Korban nya barasal dari tamu hotel tersebut yang tertapat ada kurang lebih dari 1.6000 tamu hotel tersebut. Video mereka lantas disebarkan melalui situs web, termasuk web pornografi di Korea Selatan.
Terdapat 803 video yang terdapat pada situs tersebut. Agar tidak ketahuan, mereka menggunakan server di luar negeri.
Sampai sekarang situs-situs tersebut sudah tidak dapat di akses lagi.
Ketika Teknologi Disalahgunakan
Kejadian-kejadian seperti ini ternyata sudah sering terjadi di Korea Selatan. Biasanya, motif dari tindakan ini adalah balas dendam.
Tentu hal ini menjadi pukulan bagi kita semua, terutama orang-orang yang berkecimpung di dunia teknologi.
Kemajuan teknologi seharusnya bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia, bukan untuk berbuat kriminal seperti yang terjadi di Korea Selatan.
Angka-angka yang sudah Jaka sebutkan tadi hanya yang telah terbongkar. Bagaimana yang tidak? Pasti masih banyak kasus-kasus yang belum terungkap di berbagai belahan dunia.
Penyebaran video secara diam-diam tidak hanya melanggar hukum, juga merupakan bentuk pelanggaran privasi yang dapat menjatuhkan reputasi seseorang. (*)