PROSUMUT – Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi marah-marah saat para awak media mewawancarainya.
Mantan Panglima Kostrad itu, mengaku gerah dengan para awak media. Dari gestur yang ditampilkan, menunjukkan jika dirinya sedang tak membuka diri untuk sesi wawancara.
Hal itu ia tunjukkan usai melaksanakan shalat di Masjid Agung menuju kantornya, Jalan Diponegoro Medan, Selasa 26 Februari 2019.
“Ini-ini aja tak lihat, harusnya sana lah, ngapain kalian jegat aku di sini,” kata dia.
Bahkan, saat wawancara berlangsung, Edy sempat mengulurkan tangan ke salah seorang wartawan hingga smartphone yang digunakan untuk merekam suara terjatuh.
Edy semakin terlihat kesal, lantaran salah seorang wartawan bertanya tentang janji fasilitas pertemuan dengan para supir tranportasi online (Grab Car), yang menurutnya akan digelar untuk membahas permintaan penutupan PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI).
Mendengar hal tersebut, Edy mengaku, tidak mengetahui kelanjutan pertemuan itu. Dirinya mengatakan, urusan tersebut telah dimandatkan ke bawahan.
“Saya tak tahu itu, karena saya urus sama stafnya itu, kan gak bisa main-main bubar aja itu,” kata dia.
Wartawan menjelaskan, informasi itu diperoleh dari para supir taksi online, yang menyebutkan akan ada pertemuan dengan Edy Rahmayadi.
“Emangnya ada pertemuan?,” kata Edy.
Kemudian wartawan menjelaskan kembali. Bahwasanya beberapa waktu lalu, Edy dan para supir sempat melakukan mediasi di pressroom Kantor Gubernur.
Dalam mediasi itu, Edy berjanji akan memberi fasilitas pertemuan lanjutan dengan pihak PT TPI.
“Aku yang mengundang? Ah kalian salah-salah semuanya enggak percaya aku,” katanya.
Wartawan terus bertanya perihal serupa. Tampaknya Edy terpancing emosi mendengar pertanyaan tersebut.
“Ya sudah nanya-nanya aja. Ah kau ngotot lagi. Tak usah nanya-nanya, udah tak bilang enggak, kok kau maksa,” katanya.
Saking kesalnya, Edy mengaku tidak ingin diwawancarai lagi oleh wartawan itu.
“Ah saya tidak mau wawancara sama kamu lah, kamu nyalahin aja. Kamu enggak ikutlah, kamu wartawan mana, kamu kalau maksa begitu, emangnya siapa kamu?,” kata Edy sembari berulang kali menyodorkan tangan untuk menjauh.
Mengetahui suara Edy semakin meninggi, salah seorang ajudan pribadinya langsung cekatan menghampiri wartawan itu untuk menenangkan diri sekaligus mengakhiri sesi wawancara. Namun, sang ajudan malah mendapat perlakuan kasar dari bosnya.
“Kau minggir, kau minggir,” kata Edy kepada ajudan.
Dalam wawancara yang berlangsung beberapa menit itu, Edy merasa dirinya dipaksa untuk menjawab apa yang diinginkan wartawan.
“Nanya-nanya tak jawab, jangan maksa, kamu enggak percaya sama jawaban saya,” cetusnya.
Saking berangnya, Edy menyebutkan, wartawan itu mirip seorang juru periksa di kepolisian. “Kau nanya lama-lama jadi polisi lah kalian,” kata dia.(*)