PROSUMUT – Kasus pengeroyokan Kapolsek Patumbak AKP Ginanjar Fitriadi oleh bandar narkoba berinisial A di kawasan Marindal bersama komplotannya berjumlah sekitar 20 orang, mendapat sorotan dari Mabes Polri.
Tim dari Mabes Polri melalui Tindak Pidana Narkoba IV pun turun ke Medan, Selasa 20 Agustus 2019.
Wakil Tindak Pidana Narkoba IV Mabes Polri Kombes Pol Krisno H Siregar mengatakan, sangat mendukung Kapolsek Patumbak dan jajarannya dalam memerangi narkoba.
“Kedatangan kami ini adalah sebagai wujud empati, sekaligus kesetiakawanan sesama aparatur Polri yang bertugas memberantas narkoba,” ujar Krisno di Mapolsek Patumbak.
Apa yang terjadi waktu itu yang dialami Kapolsek Patumbak katanya adalah wujud keseriusan Polri dalam penindakan terhadap narkoba. Sehingga jika ada petugas menjadi korban dalam penganiayaan seperti ini, diharapkan penegak hukum lainnya mengambil tindakan tegas.
“Sehingga kita sama-sama bekerja dalam memberantas untuk membebaskan bangsa kita dari narkoba,” kata Krisno.
Kata dia, pihaknya sengaja datang ke Mapolsek Patumbak untuk memotivasi seluruh anggota Polri supaya tidak pernah lelah dalam memerangi narkoba.
“Setiap tugas ada risiko, khususnya kami pasti ada risiko keselamatan. Kita juga beri penghargaan, penghargaan itu bisa seperti ucapan maupun material,” ucapnya.
Menurut Krisno, Polri sendiri tidak pernah ragu mengambil tindakan tegas dan terukur terhadap para bandar narkoba. Hal ini sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Lebih lanjut Krisno mengatakan, di Sumut sendiri kebijakan terhadap penegakan hukum kasus narkoba, Polri sangat keras terutama kepada bandar dan jaringannya.
“Kami tidak akan pernah ragu untuk mengambil tindakan tegas dan terukur terhadap bandar. Namun kami menyadari masalah narkoba juga membutuhkan upaya rehabilitasi terhadap korban dan pecandu penyalahgunaan narkotika,” sebutnya.
Karena itu lajutnya, dalam memerangi narkoba, Polri tidak bisa bekerja sendiri melainkan merangkul dari beberapa instansi.
“Kami (Polri) melakukan kerja sama masalah pemberantasan narkoba dengan instansi lain seperti BNN, Bea dan Cukai, TNI dan lainnya,” tuturnya.
Dia mengaku, bukan hanya bekerja sama dengan instansi dalam negeri, Polri juga merangkul dengan negara lain dalam memerangi narkoba. Pasalnya, masalah narkoba bukan hanya persoalan di Indonesia saja.
“Kami bekerja sama dengan negara tetangga atau regional Asia Tenggara dan internasional serta intelejen. Sebab, masalah narkoba bukan hanya masalah di Indonesia tapi juga bangsa lain,” ungkapnya. (*)