PROSUMUT – Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Labuhanbatu Utara (Labura) Ali-Raja beserta istrinya diupah-upah sejumlah tokoh agama, masyarakat, adat dan kaum millenial yang tergabung dalam Kami Untuk Ali Tambunan (KUAT).
Tokoh masyarakat Gunting Saga, Zulkifli Sagala dalam sambutannya mengharapkan agar kiranya Paslon nomor 2 terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Labura melakukan perubahan khususnya di Kecamatan Kualuh Selatan.
“Kami masyarakat Gunting Saga meminta ke depannya lebih serius memperhatikan dunia pendidikan. Beri kesempatan pada anak muda khususnya lapangan kerja untuk meningkatkan perekonomian masyarakat”, katanya.
Ali Tambunan dalam sambutannya menjelaskan, kita akan mengutamakan pendidikan sesuai dengan fungsinya, karena saat ini masih ada seorang guru honorer digaji dari Dana BOS menerima Rp150 ribu perbulan.
“Dalam hal ini bagaimana mampu seorang tenaga pendidik masih menerima honor belum memadai, tentunya kesejahteraan guru di Kabupaten Labura belum sejahtera. Sistematis pendidikan yang diharapkan di dunia adalah gurunya harus sejahtera,” katanya.
Sambungnya, apakah dimuliakan guru di Kabupaten Labura sudah memadai, belum tentu. Kalau kami jadi Bupati-Wakil Labura berjanji akan mengelola anggaran dan gaji guru honorer Rp1,5 juta setiap bulan.
“Gaji guru yang tidak layak akan kita perbaiki, begitu juga dengan fungsinya akan dikembalikan sebagaimana mestinya. Justru itu saya tekadkan maju untuk melakukan tindakan dengan mengorbankan jabatan 4 tahun 3 bulan meletakkan jabatan sebagai Ketua DPRD Labura,” imbuhnya.
Mantan Ketua DPRD Labura 3 periode itu dengan tegas mengatakan, kita robah dari yang tak bagus menjadi bagus, kita robah yang salah menjadi benar, hal itu di bidang pendidikan.
“Kita akan bekerja secara profesional, jika kami terpilih nantinya tidak akan menjual belikan jabatan dan saya akan tarik anak Labura dari kabupaten lain mengabdi di kabupaten ini,” katanya.
Pemekaran Kabupaten Labura untuk mempercepat pelayanan pendidikan, kesehatan, perekonomian dan infrastruktur.
Kedepannya saya minta jangan kita dibuat kelinci percobaan dan kelinci permainan, karena 10 tahun Kabupaten Labura memiliki bupati defenitif jauh ketertinggalan dengan pembangunan.
“Tenaga medis kita cukup, cuma perhatian yang tidak ada, karena hak-hak mereka tidak diberikan. Baru-baru ini tenaga medis meminta haknya yakni dana tambahan dari pemerintah, tapi belum juga berikan sementara dana tersebut sudah dicairkan,” imbuhnya.
Tambah Ali Tambunan, justru itu ratusan tenaga medis mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Labura meminta intensif yang sudah dicairkan dari pemerintah.
“Tapi entah dimana sangkutnya, masalah ini ada kaitannya dengan dinas kesehatan, mereka harus memberikan hak tenaga medis,” pungkasnya. (*)
Reporter : Sofyan Ritonga
Editor : Iqbal Hrp
Foto :