PROSUMUT – Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah melihat perlunya dibangun akses yang merata ke sejumlah institusi pendidikan di Inggris.
Harapan itu disampaikan Ijeck (panggilan akrab Musa Rajeckshah) saat bertemu Wakil Duta Besar Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, di Ruang Kerja Wagubsu, Kantor Gubsu Lantai 9, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Kamis 21 Maret 2019.
“Karena selama ini banyak minat warga kita untuk sekolah di Inggris, tapi kebanyakan dari golongan ekonomi menengah ke atas. Makanya, Pemprov Sumut berkeinginan agar pelajar yang terkendala soal biaya bisa dibantu untuk bisa memperoleh pendidikan terbaik,” harapnya.
Dalam bidang pendidikan dan penelitian, Ijeck menyambut baik kerja sama yang telah berlangsung melalui program ‘Newton Fund’.
‘Newton Fund’ merupakan dana bantuan Pemerintah Inggris untuk kemitraan United Kingdom-Indonesia Science & Technology Partnership, dan diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam perekonomian dan sosial.
Melalui kerja sama itu juga, Ijeck ingin hubungan bilateral Indonesia-inggris semakin erat.
Dalam kerja sama ‘Newton Fund’, Inggris dibantu beberapa lembaga pendanaan riset, yakni Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DlPl) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Saat ini, sedang berjalan dua penelitian penting yang sumber dananya dikucurkan Pemerintah Inggris.
Di bawah Kemitraan Kemenristekdikti dan British Council, penelitian mengenai peningkatan produksi padi sedang dilakukan oleh salah seorang dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) yaitu Dr Irda Safni.
Ada juga penelitian mengenai ekosistem hutan bakau di bawah Kemitraan DIPI/LPDP dan United Kingdom Research and Innovation.
Itu diteliti langsung oleh Dr Mohammad Basyuni yang juga dosen USU bersama Dr Peter Bunting dari Aberystwyth University yang mendapatkan dana riset sebesar Rp 11,5 miliar.
“Bila penelitianya sudah selesai, nantinya saya juga berencana untuk menjadikan hutan mangrove yang di Langkat menjadi ekowisata untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Sumut. Sebab, untuk mencapai target satu juta kunjungan, diperlukan peningkatan penunjang objek wisata. Selain itu, pelayanan yang baik dan kita harus mampu melahirkan objek wisata baru,” tambah Ijeck.
Dalam pertemuan singkat itu, ijeck sangat terbuka. Ia mengungkapkan jika fokus utama Pemprov Sumut untuk meningkatkan kerja sama di bidang industri, pendidikan dan pariwisata.
“Apa yang bisa kita bantu tentu akan dibantu. Apalagi bila berhubungan dengan industri, pariwisata dan pendidikan yang merupakan fokus utama saya dan Pak Edy,” katanya.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn tersanjung akan potensi-potensi yang dimiliki Sumut.
Rob yakin hubungan kerja sama akan kian erat dengan segala potensi itu. Dia juga optimis, pihaknya dapat berkontribusi memakmurkan masyarakat Sumut.
“Dengan potensi yang gemilang dari Sumatera Utara, banyak kesempatan yang bisa kita gali untuk kerja sama yang lebih erat. Saya berharap Inggris dapat membangun lebih banyak kolaborasi dengan Sumut, dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakat,” ujar Rob.
Saat ini, sambung Rob, Inggris telah berinvestasi di Indonesia sebesar Rp 1,7 triliun guna mendukung iklim bisnis dan mengembangkan teknologi digital.
Selanjutnya melalui program second cities, kata Rob, pihaknya ingin memastikan dampak dari dukungan yang diberikan juga dirasakan oleh wilayah luar Jakarta. (*)