Prosumut
Ekonomi

Sama-sama Berawalan A, Perusahaan ini Gusur Apple dari Korporasi Terkaya se-Jagat Raya

PROSUMUT –  Induk perusahaan Google, Alphabet, berhasil mengalahkan Apple dan menjadi perusahaan terkaya dalam hal kekayaan tunai di dunia.

Pada kuartal kedua tahun 2019, Alphabet memiliki kekayaan cadangan sebesar USD117 miliar (Rp 1.678,01 triliun).

Jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan kekayaan cadangan Apple bernilai USD102 miliar (Rp 1.462,8 triliun), setelah dikurangi oleh utang.

Memiliki banyak keuntungan, sayangnya prestasi dalam hal dana tunai ini dinilai tidak patut dirayakan Alphabet.

The Financial Times melaporkan kekayaan ini dapat meningkatkan tekanan dari pemegang saham yang ingin mengetahui alokasi belanja Alphabet untuk pembelian kembali saham atau dividen, serta berpotensi meningkatkan pengawasan dari regulator terkait dengan dominasi Google.

BACA JUGA:  Konsisten Bagikan Dividen, Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Penciptaan Nilai Jangka Panjang

Google dan induk perusahaannya telah menghadapi denda antitrust senilai EUR8,2 miliar atau sekitar USD9,05 miliar (Rp 129,7 triliun) di wilayah Uni Eropa selama dua tahun terakhir.

Google juga tengah diawasi secara ketat oleh badan penegak hukum di Amerika Serikat.

Apple memainkan peran penting dalam perubahan kepemimpinan ini dengan secara aktif mengurangi likuiditasnya.

Sejak tahun 2017, kekayaan cadangan Apple mengalami penurunan sebesar USD61 milar (Rp 874,8 triliun) dari puncaknya sebesar USD163 miliar (Rp 2,337,7 triliun).

BACA JUGA:  Konsisten Bagikan Dividen, Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Penciptaan Nilai Jangka Panjang

Produsen iPhone ini mengambil keuntungan dari reformasi pajak Amerika Serikat dengan memulangkan kekayaan cadangan luar negeri dan membayarkannya kepada investor.

Sementara itu, kekayaan tunai cadangan Alphabet mengalami peningkatan sebesar USD20 miliar (Rp 286,8 triliun) pada periode yang sama

Peningkatan ini tetap dapat diraih oleh Alphabet meski pada periode tersebut, induk perusahaan Google ini berinvestasi dalam jumlah besar di bidang real estate dengan membeli lahan untuk kantor dan pusat data baru.

BACA JUGA:  Konsisten Bagikan Dividen, Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Penciptaan Nilai Jangka Panjang

Selain prestasi menyoal kekayaan tunai, tahta sebagai perusahaan bernilai tertinggi juga masih sulit dipahami untuk Alphabet.

Apple pertama kali menduduki tahta ini pada bulan Agustus tahun 2018 lalu, namun kemudian nilai pasarnya mengalami penurunan secara signifikan.

Saat ini, Apple harus lengser dari tahta tersebut dan mengakui kekalahannya dari Amazon dan Microsoft, dan Microsoft menjadi satu-satunya perusahaan yang memiliki nilai pasar di atas USD1 triliun (Rp 14.342 triliun). (*)

Konten Terkait

Menuju B100, Tata Kelola Harus Jadi Prioritas

Editor prosumut.com

EDC BRI Dilengkapi QR Code, Mudahkan Nasabah Transaksi

Editor prosumut.com

Public Expose LIVE 2021, Tingkatkan Pemahaman Perusahaan Tercatat di BEI

Editor prosumut.com

OJK Sumut Tindaklanjuti 592 Pengaduan Konsumen, Sektor Perbankan Paling Banyak Disorot

Editor prosumut.com

Bank Mandiri, Bank Merger Buah Pikiran Habibie

valdesz

Kejar Pemulihan Ekonomi di Sumut, Inalum Bagikan Gerobak Kuliner 

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara