Prosumut
Kesehatan

Pentingnya Relawan Emergensi, Minimalisir Dampak Kesehatan Korban Bencana

PROSUMUT – Masih lambatnya respon time atau waktu tanggap gawat darurat terhadap suatu korban bencana, dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. Masalah tersebut bisa mengakibatkan kecacatan permanen atau bahkan kematian.

Karena itu, perlu dibentuk relawan emergensi kesehatan sehingga bisa meminimalisir dampak kesehatan dari korban bencana.

“Selama ini respon time terhadap suatu korban bencana masih lambat, sehingga menimbulkan masalah kesehatan terhadap korbannya. Untuk meminimalisir itu, perlu dibentuk komunitas relawan emergensi kesehatan khususnya di Kota Medan dan Sumatera Utara (Sumut),” kata Destanul Aulia, calon pengurus Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) pada Workshop Pembentukan Relawan Kebakaran dan Kesehatan Kota Medan di Pusdiklat LPPM USU, Sabtu 22 Oktober 2022.

Menurutnya, keberadaan relawan emergensi kesehatan ini sangat penting. Sebab apapun potensi bencana yang ada di Kota Medan bermuara kepada kesehatan.

“Contohnya, kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban luka, tentu dibawa ke rumah sakit. Begitu pula korban kebakaran, banjir, gempa bumi dan sebagainya, juga dibawa ke rumah sakit. Artinya, setiap bencana ujungnya ke kesehatan,” ujar Destanul yang juga Ketua Pelaksana Workshop Pembentukan Relawan Kebakaran dan Kesehatan Kota Medan.

Diungkapkan Destanul, setiap bencana yang paling dibutuhkan yaitu bagaimana respon time-nya. Hal ini bisa diatasi dengan banyaknya relawan.

“LPPM (Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat) USU melihat perlu menguatkan relawan. Kita sudah melakukan identifikasi awal ternyata memerlukan komunitas terhadap kebencanaan. Dengan pembentukan relawan emergensi kesehatan ini, kita berharap bisa mengkolaborasikan dan mengintegrasikan komunitas kebencanaan,” terang Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sumut ini.

Destanul menyatakan, dia sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. Mereka mendukung dan siap bergabung dengan pembentukan komunitas relawan emergensi ini.

“Makanya, dalam pembentukan komunitas tersebut ada 41 nakes dari seluruh puskesmas di Medan mengikuti workshop. Selain itu, juga ada petugas pemadam kebakaran, mahasiswa psikolog dan kesehatan masyarakat USU. Totalnya ada sekitar 70 lebih orang atau peserta yang mengikuti workshop,” sebutnya.

Turut hadir Ketua Umum KREKI Dr dr Supriyantoro (secara daring), Sekretaris LPPM USU Meutia Nauly, Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (P2K) Medan Albon Sidauruk, Kepala Dinas Kesehatan Medan dr Taufik Ririansyah yang diwakili, perwakilan BPBD Medan, dan para narasumber dari Sukarelawan Peduli Medan

Dijelaskan Destanul, pada kegiatan workshop, para peserta diberikan pengetahuan tentang bagaimana menolong korban suatu bencana. Peserta juga diberi pelatihan bantuan hidup dasar.

Setelah mengikuti workshop, peserta dapat menjadi relawan emergensi kesehatan. Selanjutnya, data peserta diinput ke dalam sistem aplikasi KREKI.

“Apabila terjadi bencana, misalnya kecelakaan lalu lintas dengan korban mengalami patah lehernya tentu tidak bisa ditanggulangi sembarangan. Anggota KREKI yang kebetulan berada di lokasi, lalu meminta bantuan kepada anggota lain yang terdekat lewat aplikasi untuk berupaya menanggulangi secara bersama-sama. Jika tidak bisa, maka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat,” jelasnya.

Ia berharap Kota Medan punya banyak relawan emergensi kesehatan, sehingga peduli terhadap suatu bencana. “Relawan yang sudah mendapatkan pelatihan khususnya nakes, nantinya bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana respon terhadap korban bencana untuk meminimalkan dampak kesehatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas P2K Kota Medan Albon Sidauruk mengapresiasi dibentuknya komunitas relawan tersebut. Ia berharap para relawan bisa membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana khususnya kebakaran. Selain itu, cepat memberikan informasi kepada pihaknya jika melihat kebakaran. (*)


Editor : Muhammad Idris

Konten Terkait

Terjaring Razia Masker, Warga Dihukum Nyapu Jalan

Editor Prosumut.com

Puluhan Anak Penderita Kanker Ikuti Pawai di Hari Kanker Anak Internasional

Editor prosumut.com

Pirngadi Medan Dinobatkan Jadi Rumah Sakit Sayang Ibu

Ridwan Syamsuri

Pakai Alat Bantu Nafas di Adam Malik, Kondisi Bayi Dempet Perut Stabil

Editor prosumut.com

Terus Naik, Positif Covid-19 Sudah 202 Orang

admin2@prosumut

Tambah 134, Kasus Konfirmasi Covid-19 di Sumut Jadi 6.300 Orang

admin2@prosumut
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara