PROSUMUT – Sepanjang tahun 2020, pasar modal kerap dihadapkan oleh berbagai tantangan dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Kendati demikian, regulator pasar modal mampu beradaptasi secara dinamis dan terus berupaya menjawab kebutuhan pasar, serta kembali mencatatkan sejumlah pencapaian yang mendukung kemajuan Pasar Modal Indonesia.
Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI) Airlangga Hartarto yang disaksikan oleh seluruh pelaku pasar secara virtual pada Rabu 30 Desember 2020 saat menutup Perdagangan Saham tahun 2020.
Di tengah Pandemi COVID-19, minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal tidak surut.
Hingga 30 Desember 2020, telah terdapat 51 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sehingga, sampai dengan saat ini terdapat 713 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.
Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di ASEAN.
Aktivitas perdagangan BEI pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 32 persen.
Menjadi 619 ribu kali per hari di bulan November 2020 dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi diantara Bursa-bursa lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Pada periode yang sama, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) berangsur-angsur pulih dan mencapai nilai Rp9,18 triliun.
Sepanjang tahun 2020, Dikatakan Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut, Pintor Nasution jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksadana, mengalami peningkatan sebesar 56 persen mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Desember 2020.
Kenaikan investor ini 4 kali lipat lebih tinggi sejak 4 tahun terakhir dari 894 ribu investor pada tahun 2016.
Selain itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID. Kemudian, jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu.
“Peningkatan jumlah investor serta aktivitas transaksi investor harian tentu merupakan hasil upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dalam mengedepankan sosialisasi dan edukasi terkait investasi di pasar modal kepada masyarakat,” sebutnya memalui keterangan tertulisnya, Kamis 31 Desember 2020.
Seiring dengan meningkatnya partisipasi investor ritel domestik, rekor transaksi perdagangan baru berhasil dicapai pada tahun 2020 ini, yaitu frekuensi transaksi harian saham tertinggi pada 22 Desember 2020 sebanyak 1.697.537 transaksi.
Dalam rangka menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, BEI telah berupaya untuk memperluas jaringan distribusi seperti menempatkan 30 Kantor Perwakilan di kota-kota besar Indonesia.
Melalui kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan Institusi, BEI telah mendirikan 504 GaleriInvestasi, serta 402 komunitas investor.
Pada tahun 2020, BEI juga telah meluncurkan sejumlah program, seperti layanan Electronic Indonesia Public Offering (e-IPO) untuk meningkatkan efisiensi proses Initial Public Offering (IPO) serta meningkatkan perlindungan investor.
“Selain itu, BEI juga meluncurkan aplikasi IDX Virtual Trading yang dapat digunakan sebagai media untuk melakukan simulasi trading bagi calon investor, serta dapat membantu Anggota Bursa dalam mengedukasi calon investor. Kemudian BEI juga telah secara resmi merilis indeks baru yaitu Indeks IDX Quality30 dan Indeks IDX ESG Leaders yang diharapkan dapat digunakan oleh investor sebagai panduan untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia,” terangnya.
BEI juga mengikuti arahan pengembangan Pasar Modal Syariah sesuai dengan Roadmap Pasar Modal Syariah 2020 – 2024.
Upaya pengembangan pasar modal syariah di Indonesia, turut diapresiasi oleh pasar global, ditandai dengan pengukuhan BEI sebagai The Best Islamic Capital Market 2020 dari Global Islamic Finance Awards.
Lalu pada 27 Oktober 2020, BEI meluncurkan IDX DNA atau Sistem Distribusi Keterbukaan Informasi Perusahaan Tercatat Terintegrasi.
Selanjutnya BEI juga telah merilis sistem perdagangan obligasi secara elektronik Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan Perubahan Maximum Price Movement produk Exchange Traded Fund (ETF) pada 9 November 2020.
“BEI juga telah meluncurkan IDX 30 Futures dan Government Bond Basket Futures pada 7 Desember 2020,” pungkasnya. (*)
Foto :