PROSUMUT – Guna menjaga harga karet di pasar dunia, Indonesia kini memulai program pengurangan ekspor karet mentah.
Mulai hari ini pemerintah mengurangi ekspor karet sebanyak 98.160 ton.
Selain Indonesia, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC) lain, yakni Malaysia dan Thailand juga melakukan hal yang sama.
“Total volume ekspor karet alam yang dikurangi oleh ketiga negara mencapai 240.000 ton. Malaysia sepakat untuk membatasi ekspornya 15.600 ton, sedangkanThailand sebanyak 126.240 ton,” katanya dikutip dari Bisnis.com, Senin 1 April 2019.
Untuk Indonesia dan Malaysia, kata dia, skema ini mulai dilakukan pada 1 April—31 Juli 2019.
“Sementara Thailand mulai 20 Mei—20 September 2019, karena negara itu saat ini sedang melalui proses pemilu,” tambahnya.
Kebijakan itu, kata dia, diharapkan dapat memperbaiki harga karet alam dunia.
“Harga karet alam hampir menyentuh US$1,21/kg pada November 2018. Namun, setelah pertemuan ITRC pada 12—13 Desember 2018 di Putrajaya, Malaysia, harga karet alam menunjukkan tren positif dengan kenaikan hampir 5 persen,” jelasnya.
Kasan menjelaskan, dalam memberlakukan kebijakan itu, pemerintah menerbitkan Keputusan Menteri Perdagangan No. 779/2019 untuk menyatakan penugasan kepada Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) sebagai pelaksana AETS.