PROSUMUT-Keberadaan kendaraan listrik tanpa bahan bakar minyak (BBM) merupakan jawaban atas semakin langkanya sumber energi fosil. Untuk itu, produksi ini perlu dikembangkan pemerintah sebagai jawaban atas energi alternatif.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Dr Ir Hj R Sabrina MSi, pada kegiatan menyambut mobil listrik PLN yang singgah di halaman Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (17/12/2018).
“Selamat datang di Medan, Sumatera Utara, kepada seluruh tamu yang datang dari luar provinsi. Silahkan menikmati wisata yang ada di sini, sekaligus mencoba kuliner kita. Di sini hanya ada dua makanan, enak dan enak sekali,” ujar Sekda.
Soal keberadaan mobil dan kendaraan listrik lainnya, langkah ini merupakan inovasi anak negeri yang patut diapresiasi dan didukung. Termasuk juga pengembangannya di Indonesia.
Mengingat, sumber energi fosil yang selama ini terus digunakan semakin berkurang. Sehingga perlu ada alternatif lain sekaligus ramah lingkungan.
“Ini satu langkah baik. Tetapi memang, bagaimana agar kendaraan ini bisa dikembangkan. Tidak hanya untuk mobil, atau sepeda motor, tetapi termasuk becak dan bahkan bus,” sebutnya setelah mencoba mobil listrik.
Selain itu, Sekda meminta PT PLN bisa menyediakan sarana pengisian daya listrik di beberapa tempat di Sumatera Utara. Sebab, kendaraan ini harus diisi ulang listrik selama beberapa waktu sebagai pengganti BBM.
“Saya kira ini merupakan mobil masa depan. Akan sangat berguna bagi kita,” sebut Sekda sekaligus melepas keberangkatan mobil listrik buatan anak negeri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Budi Luhur, menuju Provinsi Aceh.
Sementara, GM PT PLN Wilayah Sumut Feby Joko Priharto mengatakan, dengan mobil listrik ini, para pengguna akan merasakan perbedaan dari segi hemat bahan bakar. Sebab katanya, selain tidak menggunakan BBM, daya listrik yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan juga lebih hemat.
“PLN sendiri sudah siapkan stasiun pengisian daya listrik di Kota Medan dan beberapa tempat di luar ini. Ini juga akan kita tambah seiring bertambahnya jumlah kendaraan listrik nantinya. Kita juga sudah berangsur menggunakan kendaraan listrik ini,” katanya.
Menjelaskan perbandingan biaya antara kendaraan listrik dan konvensional menggunakan BBM, Dosen ITS Surabaya Muhammad Noer menjelaskan keunggulan menggunakan produk anak negeri tersebut.
Kata Muhammad Noer, konsumsi energi 1 KwH bisa menggerakkan mobil sejauh 5 km. Jika harganya Rp1.500/KwH, maka untuk harga Rp7.500, bisa sampai 25 km. Sementara kendaraan biasa (mobil menggunakan BBM), satu liter hanya mencapai 10-15 km.
“Jadi jika diibaratkan minyak, satu liter itu bisa mencapai hampir dua kali lipat lebih hemat. Kalau kecepatan, maksimal mencapai 140km/jam. Tetapi kita rata-rata, 60-70 km/jam,” katanya sembari menyebut bahwa mereka telah melalui 4.500 km untuk sampai ke Sumut.(rel/ed)