PROSUMUT – Pilkada serentak 2020 ini menjadi catatan penting bagi berbagai kalangan dengan fenomena munculnya calon perseorangan yang kemungkinan menjadi pesaing berat bagi partai politik (parpol) atau calon yang diusung/didukung.
Ditengah maraknya pewacanaan tentang krisis kepercayaan terhadap parpol, hal itu kemudian menjadi ujian dan tantangan yang harus dihadapi para peserta.
Hal itu disebutkan Pengamat Politik dan Pemerintahan, Ahmad Riza Siregar saat dihubungi wartawan, Kamis 13 Agustus 2020, terkait kemungkinan munculnya persaingan berat antara calon parpol dan perseorangan pada Pilkada Kota Sibolga tahun ini.
Menurutnya, justru ini akan menguji kemampuan ‘si calon’ sekaligus juga kecerdasan masyarakat melihat fenomena dan pengalaman berdemokrasi sejak awal reformasi.
“Kita tidak bisa menafikan berbagai hasil penelitian yang menyebutkan bahwa rasa kecewa dan tidak puas terhadap pelaksanaan demokrasi selama ini menguatkan dukungan terhadap kemunculan calon perseorangan. Dasarnya apa? Banyak alasan yang muncul di masyarakat seperti isu politik uang, mahar politik, kecenderungan terhadap masalah hukum hingga di internal sendiri, soal hegemoni pusat menentukan siapa calon di daerah,” ujar Riza.
Namun baginya, penurunan kepercayaan publik terhadap parpol tidaklah secara otomatis membuat calon perseorangan boleh jumawa.
Sebab selain mengandalkan kemampuan personal (SDM) dan elektabiltas, tentu ujian yang berat adalah menguji sekaligus membuka kecerdasan masyarakat untuk memahami bahwa pengalaman berdemokrasi masih dihegemoni oleh parpol dengan berbagai cara.
“Saya sebut ini ujian kecerdasan masyarakat, karena kita perlu melihat kembali ke belakang bagaimana kemunculan tokoh (kepala daerah) itu karena didukung parpol, tetapi mereka awalnya bukan kader. Misalnya Risma (Surabaya), Ridwan Kamil (Jawa Barat) sampai Sandiaga Uno (Cawapres). Namun karena ingin menang, maka jalan yang diambil parpol adalah memilih sosok yang punya peluang besar untuk diterima masyarakat,” katanya.
Dengan demikian, dirinya menganggap bahwa sosok yang dicontohkan itu seolah tidak berada dalam naungan parpol. Atau masyarakat melihat seorang tokoh karena personalnya, bukan partainya. Sehingga kekuatan besarnya adalah kepercayaan publik kepada sosoknya.
Sejalan dengan hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) beberapa tahun lalu, bahwa umumnya apapun parpol yang cenderung didukung, responden setuju dengan gagsan calon perseorangan dengan berbagai alasan tadi.
“Sebagai masyarakat tentu rekam jejak itu harus menjadi perhatian penting. Umumnya calon perseorangan yang muncul, dapat mengakomodir aspirasi masyarakat yang mungkin tidak percaya kepada kinerja parpol selama ini,” katanya.
Riza juga menjelaskan bahwa pengalaman lain tentang pelaksanaan pemerintahan dengan segala dinamikanya, juga tidak begitu efektif. Meskipun kepala daerah itu didukung banyak parpol saat Pilkada.
Seperti Kota Medan yang pada 2015 lalu, kepala daerah yang dicalonkan oleh banyak parpol, akhirnya harus berhadapan dengan masalah hukum.
“Tentu kita harus belajar dari pengalaman, mengapa calon perseorangan ini kemudian mendapat tempat luas di masyarakat. Fenomena itu kemudian muncul di Kota Sibolga, yang dijuluki Negeri Berbilang Kaum,” sebutnya lagi.
Dirinya pun menganggap kontestasi politik untuk menguji kesiapan calon perseorangan meraih hati rakyat di tengah krisis kepercayaan kepada parpol. Sekaligus juga menguji kecerdasan masyarakat, untuk mengingat serta belajar dari pengalaman selama Pilkada langsung digelar pertama kali pada 1 Juni 2005 dengan segala dinamikanya.
Sementara Tokoh Agama Sibolga, Ustaz Gozali mengatakan bahwa dirinya dan masyarakat lain mendukung pencalonan dari jalur perseorangan yakni H Ahmad Sulhan Sitompul bersama Edward Siahaan di Pilkada 2020 ini. Menurutnya sosok tersebut punya rekam jejak yang baik dan punya integritas, komitmen serta jiwa kepemimpinan.
“Yang terpenting dia dekat dengan masyarakat. Walaupun Pak Sulhan itu sejatinya adalah pejabat (birokrat) dahulunya, tetapi di masyarakat, dia begitu akrab dan seolah warga biasa yang bersosialisasi serta bergaul. Rekam jejak ini yang menjadi perhatian kita, kenapa sosok perseorangan kali ini harus kita menangkan demi kemajuan Kota Sibolga,” sebutnya. (*)
Reporter : Iqbal Hrp
Editor : Iqbal Hrp
Foto :