PROSUMUT – Tim investigasi Kodam I Bukit Barisan (Kodam I/BB) masih menyelidiki kematian Serda Iman Berkat Gea, prajurit Kompi B Yonif 122 TS, yang diduga mengalami kekerasan.
Pasalnya, pihak keluarga yang bersangkutan curiga dengan luka yang ada di leher Serda Iman.
Kepala Kesdam I/BB Kolonel CKM dr Sutan Bangun mengatakan, luka yang ada di leher korban merupakan bekas suntikan formalin.
“Di lehernya itu akibat pemberian formalin karena jenazah itu harus diawetkan dan juga persyaratan untuk penerbangan. Jadi mayat itu harus diawetkan, maka diputuskan memberikan formalin,” ungkap Sutan dalam keterangan pers di Markas Kodam I/BB, Selasa 12 November 2019.
Disebutkan Sutan, cara penyuntikan formalin itu dengan banyak cara, bisa di perut hingga kaki. Namun, paling efektif dari pembuluh darah yang ada di leher.
“Luka bekas suntikan di leher Serda Iman diperkirakan panjangnya 2 centimeter,” sebutnya.
Dia menduga, Serda Iman meninggal karena tertendang di dada kiri. “Kalau dari analisis kita ya itu, tapi kalau keputusannya harus mengambil beberapa fakta baik dari kejadiannya maupun kondisi pasiennya.
Namun, kalau dilihat dari medis itu karena trauma tumpul dari dada kiri. Sedangkan, luka di bagian kepala akibat benturan karena terjatuh tapi tidak terlalu fatal,” pungkasnya.
Sebelumnya, diberitakan pihak keluarga curiga dengan kematian Serda Iman Berkat Gea yang dinilai tidak wajar.
Ibu Serda Iman Berkat Gea pada malam harinya bermimpi berjumpa anaknya dengan tertawa dan meminta tolong untuk melihat badannya.
Karena penasaran dengan petunjuk dalam mimpi itu, ibu korban mengecek langsung dan menemukan adanya jahitan luka yang terletak di bagian leher sebelah kiri dan terlihat masih baru.
Alhasil, pemakaman jenazah Serda Iman Berkat Gea akhirnya ditunda. Keluarga membawa jenazahnya ke RSU Gunungsitoli untuk dilakukan autopsi. (*)