PROSUMUT – Gara-gara ekspor yang loyo dan impor yang melejit, Indonesia mengalami defisit neraca dagang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak berhenti mengungkapkan kekecewaannya terkait hal tersebut. Namun, kali ini Jokowi menegur Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Pasalnya defisit cukup dalam terjadi di sektor migas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, seperti diketahui, untuk menangani masalah neraca perdagangan ini harus merupakan kerja bersama dari seluruh kabinet dan beliau [Presiden Jokowi] tadi menyampaikan bahwa seluruh tim harus melihat secara detail komoditasnya, negara tujuannya.
“Kita juga bisa formulasikan kebijakan yang lebih tepat mengenai hal tersebut,” ujar Sri Mulyani, Senin (8/7).
Dikatakannya, ekspor dan impor, memang mengalami pelemahan. Hal ini juga membawa dampak pelemahan pertumbuhan ekonomi juga.
“Sehingga membutuhkan perhatian dari seluruh Kementerian dan Lembaga untuk memacu perdagangan terutama ekspor dan untuk menjaga subtitusi impor tetap terbangun lah dalam hal ini,” katanya.
Bagaimana soal impor Migas?
“Ya, karena memang selama ini kalau kita lihat, sampai semester I kita lihat produksi dari lifting minyak dan gas kebetulan di bawah yang kita asumsikan awal, jadi dari sisi kuantitatif turun,” tutur Sri Mulyani.’
Ditambah, menurut Sri Mulyani, kurs dan harga minyak lebih rendah. “Jadi penerimaan kita dari sisi migas mengalami penurunan, namun kebutuhan di dalam negeri itu meningkat. Jadi memang harus dipikirkan strategi dari hulunya bagaimana sumur-sumur itu ditemukan yang baru,” pungkasnya.(*)