PROSUMUT – Puluhan tahun berkiprah di dunia musik, nama Ahmad Dhani begitu lekat dengan ratusan tembang hits yang melegenda. Lagu-lagu seperti ‘Kangen’, ‘Roman Picisan’, ‘Bukan Siti Nurbaya’, ‘Pupus’ adalah beberapa di antaranya.
Pria berkepala plontos itu memulai karirnya dalam bermusik bersama grup band Dewa 19 sejak remaja. Kurang lebih, ada 12 album yang pernah ia lahirkan berkat tangan dinginnya mengolah nada.
Selain menjadi musisi, Dhani juga sukses berkarir sebagai produser. Ia sempat memproduseri mantan penyanyi latar Dewa 19, Reza Artamevia sampai menghasilkan dua album yang membooming, yakni Keajaiban (1997) dan Keabadian (2000).
Tak berhenti sampai di situ. Selang beberapa tahun setelah kiprahnya semakin diperhitungkan, Dhani pun membentuk ‘kerajaan musik’ Republik Cinta Management (RCM).
Banyak musisi yang telah diorbitkan dalam management artis tersebut. Sebut saja The Virgin, Mahadewi, T.R.I.A.D, The Rock, dan masih banyak lagi. Meski boleh dibilang, popularitas mereka sekarang tidak menghebohkan seperti dulu.
Selain keahlian dalam bermusik, Dhani juga ahli dalam mengelola keuangannya. Hal itu terlihat dari beragam usaha Dhani yang berada di luar jalur musik.
Salah satu usaha yang kentara adalah tempat karaoke yang hingga saat sudah banyak tersebar di banyak kota besar di Indonesia. Nah berikut merupakan beberapa sumber pendapatan Ahmad Dhani selain dari musik,
Seperti banyak musisi lainnya, pentolan Ahmad Band ini juga memiliki bisnis karaoke. Bernama Masterpiece Family KTV, Dhani berhasil mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit dari jenis usaha ini.
Apalagi jaringan Karaoke yang dimiliki pria berjanggut ini sudah tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakara, Bogor, Surabaya dan kota – kota lainnya.
Dhani tampaknya sadar akan talenta yang dimiliki. Apalagi dengan banyaknya album dan juga single lagu yang selalu booming cukup membuktikan jika Dhani memanglah seorang musisi jenius.
Oleh karena itu akhirnya Dhani pun membuat sekolah musik yang diberi nama AhmaD Dhani School of Rock. Bahkan sekolah musik ini berhasil mendapatkan penghargaan sebagai sekolah musik terbaik di Asia Tenggara.
Disini anak didik Dhani dapat belajar olah vocal dan juga instrumen dari pengajar yang berkualitas.
The Rock Cafe merupakan cafe yang tidak hanya menyediakan makanan dan juga minuman. Sesuai namanya, Anda juga bisa menikmati suguhan musik langsung disana bersama kerabat ataupun kolega.
Saat ini The Rock Cafe dapat ditemui di wilayah Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Bali, Bandung dan Medan.
Uniknya Ahmad Dhani, selain bermusik dia juga sering membuat kontroversi. Satu dasawarsa lalu, perceraian Dhani dan Maia terkuak di hadapan publik.
Penyebabnya tak lain karena orang ketiga yang saat itu diduga adalah rekan duet istrinya sendiri, Mulan Jameela. Silih berganti, infotainment memberitakan masalah pribadinya.
Namun, kasus ini tak lantas membuat Dhani langsung turun pamor. Usai resmi berpisah dengan Maia, beberapa karya jeniusnya masih banyak dituangkan lewat Mulan dan artis RCM lain.
Walau affair tersebut sudah berakhir, khalayak seolah tidak bisa melupakan drama yang dibuat atas nama takdir itu. Kini, Dhani kembali diperbincangkan karena keputusan ‘banting setir’ dirinya ke dunia politik.
Beberapa tahun belakangan, Dhani sering terlibat dalam berbagai kegiatan barunya ini.
Bahkan, ia juga pernah ikut dalam ajang pemilihan Calon Wakil Bupati Bekasi mendampingi Sa’duddin di Pilkada Kabupaten Bekasi 2017.
Sejak itulah, Dhani memilih untuk condong berpolitik. Berbagai aksi-aksinya yang kerap menentang rezim pemerintahan Indonesia juga membuahkan segudang kontroversi.
Simpatisme masyarakat terhadapnya kian sirna, seakan Dhani yang dulunya amat jenius dalam menorehkan karya seni tidak lagi pernah ada.
Dengan aktifnya Dhani di ranah politik, ayah Al, El, Dul itu pun secara gamblang mengaku kalau ia bukan lagi seorang musisi. Maksud dari bukan musisi di sini adalah ia tidak akan memproduksi album lagi.
Tapi kalau manggung, kemungkinan masih ada dalam rencananya, termasuk menggelar konser reuni Dewa 19 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Risiko berpolitik pastinya tak sepele, rentan pro dan kontra. Tapi, momok itu sama sekali tidak membuatnya berubah pikiran untuk kembali maju sebagai calon legislatif, kali ini lewat Partai Gerindra.
Sejumlah hal yang sarat akan cibiran masyarakat bahkan berani dilakukan Dhani. Demi politik, tercatat deretan sensasi pria kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972 tersebut.
Melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Dhani resmi mengganti nama aslinya dari Dhani Ahmad Prasetyo, menjadi Ahmad Dhani Prasetyo.
Tidak jauh berbeda memang, intinya penggantian nama ini tak lain demi kepentingannya mencalonkan diri diri sebagai anggota DPR RI daerah pemilihan Surabaya, Jawa Timur.
Agar mudah diingat, dan menurutnya juga, nama “Ahmad” sudah sepantasnya diletakkan di depan. Dalam persidangan, majelis hakim pun mengabulkan perubahan nama ini.
Dhani tampak serius dengan niatnya menjadi wakil rakyat. Selain mengganti nama, ia juga rela menjual rumahnya. Dhani mengaku rumahnya telah laku terjual seharga Rp 12 miliar, kepada seorang pengusaha batu bara.
Namun ia merahasiakan lokasi rumah yang dijual itu. Hanya membocorkan ciri-cirinya yang memiliki lebar tanah sekitar 230 meter.
Kabarnya, hasil penjualan rumah tersebut akan dipakai untuk membiayai kampanye Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Sang Alang, Dhani berkolaborasi membuat sebuah lagu dan dijadikan music video. Lagu berbau politik tersebut diberi judul ‘Sontoloyo’.
Dalam video berdurasi 3 menit 24 detik itu, Fadli, Sang Alang, dan Dhani tampak bernyanyi bersama. Ketiganya kompak mengenakan kaus bertulisan ‘Sontoloyo’.
Berkaca pada popularitas lagu ‘Sontoloyo’, Dhani lantas merasa percaya diri bahwa keputusannya terjun ke dunia politik memang tepat.
Sebab menurut data yang Dhani kumpulkan di channel YouTube-nya, lagu Sontoloyo terbukti lebih populer dari karya-karyanya yang lain.
Pada 6 Maret 2017 Ahmad Dhani berkicau melalui akun Twitter @AHMADDHANIPRAST yang isinya dianggap penuh kebencian terhadap pendukung Ahok.
Dhani dilaporkan oleh Jack Lapian, pendiri BTP Network, atas tuduhan melanggar Pasal 28 Ayat (2) juncto Pasal 45 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.
Menurut majelis hakim, twit tersebut memiliki pengaruh amat besar, mengingat Ahmad Dhani adalah figur publik. Dari kasus tersebut, akhirnya Dhani harus rela diputuskan sebagai terdakwa dengan vonis penjara selama 1,5 tahun.
Memilih berpolitik atau tetap bermusik tentunya hak seorang Ahmad Dhani. Apapun pilihannya, rasa hormat tetap harus diberikan terhadap karya – karya besar sang jenius, Ahmad Dhani. (*)