"Demikian ungkapan saudara Riza Pahlevi Dirut PT Timah Tbk dalam diskusi dengan saya sebagai anggota DPD RI di kantor pusat PT Timah Pangkal Pinang Provinsi Babel tanggal 28 Juli 2016 lalu. Ironis memang, Indonesia sebagai penghasil timah nomor dua dunia, tidak bisa berperan banyak soal harga di dunia internasional (bursa logam) sebab "bocor" timah tersebut menurut Riza dibawa dan ditampung di beberapa negara tetangga yang tidak punya produksi timah," ujar Djasarmen dalam tulisan dilaman facebooknya.
Lanjutnya, beberapa negara yang non-penghasil Timah dapat berperan mengatur harga Timah Dunia.
"Saya anggap curhatan Dirut PT Timah Tbk tersebut dengan harapan jika bisa diatasi maka Indonesia akan berperan dalam menentukan harga Timah, pihak yang berwajib sering memergoki dan menangkap para pelaku." tulisnya lagi.
Djasarmen juga menyesalkan Boss pelaku belum dapat ditangkap aparat Kepolisian, al-hasil, Mafia Timah masih beroperasi.
Kebocoran yang diungkapkan Djasarmen itu banyak terjadi di perairan Provinsi Babel dan Provinsi Kepri.
Djasarmen menyimpulkan Boss mafia sebagai dalang kebocoran Timah selama ini, Ia meminta pihak yang berwajib harus meringkus Boss mafia dan tidak hanya sebatas pelaku.
Ia juga mengharapkan kordinasi Keamanan dan Perizinan antara pihak Pemda, baik provinsi, kota/kabupaten dengan Polair, Bea Cukai, Kemen KP, Bakamla, Kemenhub dan KemESDM) dan PT Timah serta PT Pertambangan swasta
"Dengan demikian ilegal mining bisa diungkapkan sehingga tak mengganggu pendapatan negara." tutupnya.
Redaksi