Prosumut
Ekonomi

Dialog dengan Presiden, Petani Keluhkan Kekurangan Pupuk

PROSUMUT – Petani khususnya petani padi yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) se-Jawa Tengah mengeluh kekurangan pupuk.

Para petani itu mengaku kekurangan pupuk subsidi, terutama untuk musim ini yang jatahnya dikurangi hampir sepertiga.

Menurut pengusaha pupuk Slamet Riyadi, petani kekurangan pupuk karena mereka mengharapkan pupuk subsidi yang harganya lebih murah.

BACA JUGA:  Pasar Akik Direvitalisasi

“Harga pupuk Urea, sebesar Rp90 ribu per 50 kilogram kg, sedangkan untuk pupuk nonsubsidi kemasan 10 kg sebesar Rp60 ribu,” jelasnya saat berdialog dengan Presiden RI, Joko Widodo di Gedung Olahraga (GOR) Diponegoro Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu 3 April 2019.

BACA JUGA:  Manfaat Jadi Mitra UMKM Binaan Bank Indonesia, Omzet Meningkat 100 Persen hingga Promosi Gratis

Soal kekurangan pupuk, Presiden mengaku pernah bertanya kepada kepada produsen pupuk katanya stok melimpah sedangkan dengan penjual dan petani kurang.

Kekurangan tersebut, menurut Slamet saat ditanya Presiden, karena petani lebih condong menggunakan pupuk bersubsidi karena yang nonsubsidi harganya lebih mahal.

“Ya memang kalau harganya terpaut sangat jauh seperti itu ya larinya pasti semuanya ingin yang subsidi, nggih,” ujar Presiden menjawab keluhan itu.

BACA JUGA:  Mitra Binaan Pertamina Ekspor Perdana 2,5 Ton Kerupuk Kulit Ikan Patin ke Malaysia

Selain urusan pupuk, Presiden Jokowi juga menyinggung soal teknik pengeringan padi yang digunakan petani.
Ia menyarankan agar petani menggunakan dryer supaya padi lebih cepat kering dan dijual.

Mengenai dana, Jokowi menyarankan Gapoktan mengajukan pinjaman ke bank. (*)

Konten Terkait

Tinjau Harga Bahan Pokok Pasar Petisah,

Editor Prosumut.com

Bantuan Nontunai Buat Orang Miskin Tambah Banyak

admin2@prosumut

Melalui Program CPNE, LPEI Siap Cetak Eksportir Baru di Lampung

Editor prosumut.com