Prosumut
Ekonomi

Pengamat: Kondisi Pasar Keuangan Terpuruk

PROSUMUT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) global terpuruk hari ini. IHSG di perdagangan hari ini saja sudah melemah lebih dari 5 persen. Kondisi mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan di level 14.365 per US Dolar. Kondisi pasar keuangan global benar benar terpuruk pada perdagangan hari ini.

Dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin investor dilanda kepanikan seiring dengan pecahnya perang Turki sampai Rusia, penyebaran Corona yang semakin meluas, serta bertambahnya jumlah pasien corona di Indonesia.

“Semua sentimen tersebut menggiring pada kekuatiran akan adanya tekana lanjutan pada pasar keuangan global di pekan ini. Semua sentimen mengarah kepada hal buruk yang bisa membuat pasar keuangan kolaps. Kondisi pasar keuangan kita pada hari ini benar-benar berada dalam tekanan serius. Investor dibuat bingung berinvestasi,” katanya Senin 9 Maret 2020.

BACA JUGA:  BI Sumut Siapkan Uang Kartal 5,4 Triliun, Dukung Kebutuhan Nataru

Lanjutnya, tidak ada satupun negara di dunia ini yang dinilai terbebas dari tekanan pasar keuangan. Dan tidak ada satu negara yang menjanjikan keuntungan serta terhindar dari penyebaran virus corona. Semua tekanan mengarah kepada kemungkinan resesi yang lebih besar di masa yang akan datang.

Pasar keuangan tidak lagi menarik seiring dengan terpuruknya pasar keuangan global yang dimotori oleh terkoreksinya bursa saham di Amerika dan Cina.

BACA JUGA:  BI Sumut Siapkan Uang Kartal 5,4 Triliun, Dukung Kebutuhan Nataru

“Namun, ada satu produk investasi yang justru mengalami kenaikan. Yakni Emas. Harga emas melompat tinggi disaat sejumlah instrument keuangan lainnya mengalami pelemahan. Emas saat ini bertengger dikisaran $1.687 per ons troy nya. Jika dikonversi ke dalam Rupiah harga emas saat ini sudah meroket menjadi 780 ribu per gram, dengan kurs 14.346 per US dolar,” jelasn Gunawan.

Ekspektasi harga emas akan naik menjadi 1 juta per gram bukanlah isapan jempol. Terlebih jika penyebaran corona berlanjut, perang AS Turki meluas, hingga masalah tekanan ekonomi makro dunia. Semuanya berpeluang mengarah kesana sejauh ini.

BACA JUGA:  BI Sumut Siapkan Uang Kartal 5,4 Triliun, Dukung Kebutuhan Nataru

Dan saya menilai apa yang terjadi saat ini bisa jadi merupakan pertanda awal dari potensi kenaikan harga emas lebih signifikan.

“Tidak salah jika masyarakat terus memburu emas di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini. Banyak yang menyesalkan, disaat corona menyebar, justru konflik politik antar banyak negara bermunculan. Setlah sebelumnya di januari kita juga dikejutkan dengan perang antara AS dengan Iran,” pungkasnya. (Nastasia)

Konten Terkait

Perluas Promo Pay Day, OVO Fasilitasi Konsumen ‘Gila’ Diskon

Val Vasco Venedict

Tingkatkan Kebutuhan Pelanggan, Modena Hadirkan Outlet di Ringroad Medan

Editor prosumut.com

UU PPSK Perkuat Mandat LPEI Tingkatkan Ekspor

Editor prosumut.com

Perta Arun Gas Tandatangani Development Cooperation Agreement dengan Aslan Energy Capital

Editor prosumut.com

Meski Pandemi, PT RFB Medan Tumbuh Positif

Editor prosumut.com

Harga Bawang Putih dan Cabai Masih Mahal, Inflasi Sumut Bisa Sentuh 0,4 Persen

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara