PROSUMUT – Sumatera Utara (Sumut) saat ini tengah menghadapi wabah Covid-19. Berita-berita yang tersebar baik yang terpercaya maupun hoaks, mau tidak mau dapat mempengaruhi perasaan, pikiran dan kondisi kejiwaan masyarakat saat ini.
Dikatakan Dokter Spesialis Kejiwaan, yang juga Ketua Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) Dr dr Elmeida Effendy MKed KJ SpKJ (K) perasaan ini seperti khawatir, cemas, stres, bingung dan takut yanv merupakan reaksi normal saat menghadapi wabah penyakit.
“Hal ini bisa dialami siapa saja, baik orang dalam pengawasan covid-19, pasien dalam pengawasan covid-19 maupun masyarakat luas.
Bahkan saat ini banyak masyarakat yang was-was dan takut apakah dirinya ada kontak dengan carrier (pembawa) covid-19. Sebab masih banyaknya stigma sehingga tidak semua yang sudah menjadi Pasien Dalam Pantauan (PDP) covid-19 atau orang-orang terdekat dengan PDP covid-19. Bahkan yang hasil tesnya positif merasa nyaman kalau orang lain mengetahui hal ini,” katanya pada wartawan, Jumat 20 Maret 2020.
Pada sebagian orang, sambung dr Elmeida baik yang masih dalam pengawasan covid-19 atau yang sudah menjadi pasien dalam pengawasan atau hasil tesnya positif yang sudah cukup terpelajar dan paham tentang risiko penularan yang lebih luas akan lebih gamblang mendeklarasikan hasil pemeriksaannya atau keluarganya yang positif.
Sehingga dengan siapa saja riwayat kontaknya akan lebih mudah mengawasi trace atau jejak orang-orang sekitarnya untuk langkah langkah pencegahan lebih lanjut.
“Hal ini tentunya diharapkan dapat menurunkan komplikasi dan mortalitas dari covid-19. Namun, di kalangan medis sendiri pun belum semua menyadari pentingnya kesadaran dan peringatan agar tidak menambah luas penyebaran penyakit ini. Terkadang karena rasa tanggung jawab meski sedang tidak enak badan atau tanpa alat pelindung yang memadai tenaga medis dan paramedis tetap kontak dengan pasien dalam pengawasan, kemudian tetap melakukan visite kepada pasien lain, menemui keluarga, berkumpul dengan teman teman, dan melakukan perjalanan ke luar daerah/negeri,” jelasnya.
Untuk itu, dr Elmeida memberikan beberapa tips dalam menghadapi krisis berbagai jenis perasaan yang dapat menghampiri setiap orang.
Pertama, patuhilah aturan jika harus tinggal di rumah (social distancing), jagalah pola hidup sehat, makan makanan bergizi, minum cukup air, istirahat yg cukup, olahraga teratur, tetap melakukan kontak dengan orang terkasih melalui telepon atau perangkat elektronik lainnya.
“Kedua jangan merokok, minum alkohol atau mengkonsumsi narkoba untuk mengatasi perasaan stres dan galau, masyarakat bisa menghubungi profesional kesehatan jiwa seperti psikiater untuk membantu mengatasi perasaan tidak nyaman ini,” kata dr Elmeida.
Ketiga, pastikan informasi yang diperoleh akurat dan terpercaya, dan lakukan pencegahan yang dianjurkan. Keempat kurangi kecemasan dengan membatasi informasi yang berlebihan tentang wabah tersebut.
“Kelima, jika kita curiga akan kondisi kita sudah berkontak dengan orang dalam pengawasan, pasien dalam pengawasan ataupun hasil tes yang positif, jangan sembunyikan hal tersebut. Ini bukanlah aib yang harus ditutupi, sangat diperlukan tracing terutama untuk kontak terdekat seperti keluarga dan rekan sekantor untuk kewaspadaan dan pengurangan penularan.
Keenam dengan menjaga perilaku hidup bersih, pola hidup sehat dan berbesar hati menyampaikan informasi yang benar akan dapat menurunkan kecemasan kita. Terakhir jangan lupa senantiasa berdoa untuk ketenangan jiwa,” pungkas Elmeida seraya berkata semoga kita diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menghadapi wabah covid -19 ini. (*)