Prosumut
Kesehatan

Power Teams Gelar Khitan Massal di Klinik Beautify Indonesia, Sunat Bukan hanya Soal Potong Jahit

PROSUMUT – Power Teams, sekelompok tenaga medis profesional asal Sumut berjumlah sekitar 22 orang menggelar khitan massal di Klinik Beautify Indonesia, Jalan KH Zainul Arifin, Minggu 26 Januari 2025.

Sunat massal terhadap 70 anak ini digelar tidak hanya bertujuan untuk membantu masyarakat, tetapi juga memberikan pelayanan terbaik dengan mengedepankan kualitas.

Relawan Power Teams, Ahmad Husaini Dongoran Amd Kep yang akrab dipanggil Sony mengungkapkan, dahulunya sunat hanya soal potong dan jahit.

Akan tetapi, sekarang sudah bisa dipastikan semua berdasarkan referensi medis. Masyarakat bisa tahu, mana sunat yang sesuai standar dan mana yang tidak?

“Dahulunya itu, dalam sunat melakukan tarik, potong, jahit. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan ternyata sunat ada referensinya.

BACA JUGA:  PDHI Sumut Pastikan Hewan Kurban Aman dan Halal di 33 Kab/Kota

Jadi, sunat itu bukan hanya soal potong dan jahit. Masyarakat harus bisa membedakan, sunat yang benar itu seperti apa,” ungkap Sony di sela-sela kegiatan sunat massal.

Karena itu, sambung Sony, edukasi terkait sunat massal ini menjadi sesuatu hal yang sangat penting.

“Jangan jadikan sunat massal untuk ajang belajar. Jangan karena sunat massal, orang (tenaga medis) yang tidak pernah ikut kegiatan sunat massal ternyata ikut dilibatkan.

Seharusnya, tenaga medis tersebut diberi pelatihan terlebih dahulu dan baru kemudian dilibatkan,” ujar Sony didampingi Trias Prima SKep Ns.

Dalam kesempatan yang sama, Dr dr Arya Tjipta SpBPRE Subsp KM(K) selaku relawan Power Teams yang juga pemilik Klinik Beautify Indonesia mengatakan, beberapa tenaga medis yang tergabung dalam Power Teams sudah terlibat sejak tahun 2017 pada kegiatan khitan massal yang diadakan pihaknya.

“Kenapa nama tim medis kita ini namanya Power Teams? Karena, kapan dan di mana saja kami selalu ready.

Kemudian, kami memilki filosofi dalam setiap tindakan medis yaitu mengedepankan prinsip Gemi, Nastiti, dan Ngati-ati.

Filosofi Jawa ini kami terapkan untuk memastikan setiap tindakan yang dilakukan hemat, teliti, dan hati-hati,” terang dr Arya.

Dia melanjutkan, meski mayoritas anggota tim berasal dari luar budaya Jawa, filosofi tersebut tetap mereka pegang teguh.

“Kami ingin budaya Indonesia tetap hidup, dan filosofi ini menjadi pengingat untuk selalu teliti.

Bahkan, ada kasus yang kami temukan tidak cocok ditangani di sini, maka langsung kami rujuk ke rumah sakit untuk operasi besar.

Jangan sampai karena ini bakti sosial, hasilnya asal-asalan,” sebut dr Arya. (*)

Editor: M Idris

BACA JUGA:  PDHI Sumut Pastikan Hewan Kurban Aman dan Halal di 33 Kab/Kota

Konten Terkait

Data Terbaru Covid-19 Sumut, Sudah 4.693 Kasus

admin2@prosumut

Kunjungi Bayi Kembar di RSUP HAM, Ini Doa Gubernur

Editor Prosumut.com

Kapolda Jadi Orang Kedua Penerima Vaksin Covid-19 di Sumut

Editor Prosumut.com

Positif Covid-19 di Sumut Hampir Seribu, 3,6 Persen Anak-anak

admin2@prosumut

Kasus Covid-19 Menurun, Sumut Sudah Tak Ada Zona Merah Lagi

Editor Prosumut.com

Langkah 3M itu Mudah dan Cegah Kerugian akibat Covid-19

Editor Prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara