PROSUMUT – Peredaran narkoba yang masuk ke Indonesia terutama jenis sabu-sabu dan ekstasi terus mengalami perubahan pola.
Namun, jalur kawasan pesisir pantai timur Sumatera masih menjadi rute favorit para mafioso barang dadah tersebut.
Gerbang masuk penyelundupan narkoba ke Indonesia itu akan menjadi prioritas Polda Sumut, utamanya jalur yang mengkonekaikan wilayah Riau, Medan, dan Palembang.
“Jalur masuk narkotika jenis sabu diantisipasi via jalur laut yang berasal dari Malaysia tujuan Indonesia melalui Pesisir Pantai Timur Sumatera yaitu Riau melalui Dumai tujuan Medan dan Palembang untuk pasokan wilayah Sumatera dan Jawa,” kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Eko Daniyanto kepada wartawan, Minggu (6/1/2019).
Selain narkotika jenis sabu, jalur masuk narkotika jenis ganja diantisipasi juga peredarannya melalui jalur laut dari Wilayah Aceh, Lampung untuk distribusi narkotika di wilayah Jawa.
Selain jalur laut, Eko menuturkan pihaknya juga mewaspadai penyelundupan narkoba melalui udara. Biasanya para kurir menyelundupkan narkoba via udara dengan membawa dalam jumlah kecil agar tak terdeteksi oleh petugas.
“Masing-masing pelaku biasanya membawa kurang lebih 500 gram dan modus lainnya adalah dengan menyamarkan ke dalam kontainer,” katanya.
Dengan pemetaan yang sudah dipahami, ia pun yakin penindakan terhadap pelaku tindak pidana narkoba akan lebih baik pada 2019.
Untuk jenis narkoba, Eko memprediksi bahwa narkoba jenis sabu masih menjadi narkoba yang kemungkinan banyak beredar di Indonesia. Hal ini lantaran Indonesia mempunyai pasar besar dan dijadikan negara transit untuk penyebaran ke negara lain.
“Untuk pencegahan kami sudah kerja sama dengan beberapa negara seperti Thailand, Myanmar dan Malaysia. Karena pengungkapan narkotika itu adalah berbicara hubungan luar negeri karena diproduksi dari luar,” katanya. (editor)