PROSUMUT – Pembangunan jembatan Sicanang hingga kini masih mangkrak. Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Medan melalui kontraktor belum juga mengerjakan jembatan yang sudah tiga kali ambruk.
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Medan, Mukhyar mengaku, pembangunan proyek tersebut masih tahap perencanaan atau desain. Saat ini, desainnya masih dalam proses tender.
“Progresnya sekarang sudah tahap desain jembatan yang sedang ditenderkan, tender desainnya sekitar 45 hari ke depan. Tender sudah dimulai sejak bulan ini. Jadi, paling tidak bulan depan baru selesai tender,” ujar Mukhyar, Jumat 24 Mei 2019.
Kata dia, desain jembatan harus betul-betul dikaji secara matang sehingga melibatkan tim ahli konstruksi. Tak hanya itu, harus membuat timbunan sebagai penahanan dari derasnya arus air. Artinya, landasan atau tempat untuk mengerjakan jembatan. “Setelah perencanaan desain selesai ditenderkan, belum bisa langsung dikerjakan fisiknya. Tapi, dibuat dulu timbunan untuk penahanan derasnya arus air,” ujarnya.
Menurut Mukhyar, desainnya tidak sama dengan yang dibuat sebelumnya karena lebih panjang jembatan yang akan dibangun. Desain yang lama tidak cocok lagi digunakan. “Desainnya baru, enggak mungkin lagi desain yang lama kita gunakan. Panjangnya kalau dulu sekitar 26 meter, sedangkan sekarang kurang lebih 36 meter,” sebutnya.
Dia melanjutkan, dalam membuat desain jembatan harus ekstra hati-hati dan tidak mau terulang lagi sampai ambruk. Makanya, agak lama membuat desainnya. “Kondisi lahannya sulit diprediksi, karena pernah dihitung dan ditempatkan material bangunan seperti batu dan lainnya sekitar 40 meter. Ternyata, dalam hitungan 5 menit sudah hilang terbawa arus air yang deras dan sulit diprediksi. Jangan nanti ambruk lagi, kita yang disalahkan. Kita tunggulah hasil tender selesai,” katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, jembatan yang ada saat ini merupakan sementara dan masih bisa dipergunakan. Sedangkan jembatan yang akan dibangun, bukan di lokasi jembatan sementara. Namun, jembatan baru lokasinya tidak jauh dari jembatan sementara. “Ketika dibangun jembatan baru, maka jembatan sementara tidak dibongkar sehingga masyarakat tetap bisa beraktivitas,” ucapnya.
Ia menambahkan, anggaran membangun proyek tersebut masih tetap sebesar Rp13 miliar. Namun, anggaran ini masih perkiraan awal dan kemungkinan nanti akan diusulkan penambahan pada Perubahan APBD 2019.
Diketahui, pembangunan jembatan tersebut sudah tiga kali roboh. Pertama, dikerjakan pada Oktober 2017 oleh PT Jaya Star Utama dengan anggaran Rp8 miliar lebih. Namun, belum selesai dikerjakan ternyata pada 6 November 2017 jembatan tersebut amblas.
Setelah terhenti beberapa bulan, maka pembangunan dilanjutkan dengan tender ulang dan dikerjakan PT Pillaren. Lantas, pada 29 Agustus 2018 jembatan amblas lagi yang dianggap human error bukan faktor alam.
Usai longsor berhasil diatasi, pengerjaan kembali diteruskan. Kontraktor yang mengerjakan berganti yakni PT Jaya Suskes Prima. Namun, pada 20 Oktober 2018 tanah di sekitar jembatan kembali amblas dengan diameter yang lebar. (*)