PROSUMUT – PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menyebutkan kenaikan harga tiket pesawat domestik berdampak dengan penurunan penggunaan bahan bakar minyak jenis Avtur di Bandara Kualanamu mencapai 11 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Officer Communication and Relation Pertamina MOR I, Wien Rachusodo, Rabu, 13 Februari 2019.
Menurut dia, penyaluran Avtur terus dilakukan dengan normal dan pelayanan terbaik.
“Bulan Desember 2018, penggunaan Avtur sebesar 14.400 kiloliter atau per harinya, 465 kiloliter.
Sedangkan Januari 2019, sebesar 12.800 kiloliter atau per harinya 413 kiloliter atau turun sebesar 11 persen. Untuk Februari belum dihitung. Karena, bulan masih berjalan,” ujar Wien.
Wien membantah, kenaikan harga tiket pesawat tersebut dipicu dengan kenaikan harga Avtur. Ia pun, memberikan perbandingan harga Avtur.
Untuk harga Avtur di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Avtur Rp8.110 per liter. Sementara itu, Shell di Bandara Changi, Singapura Rp10.751 per liter.
“Itu sebagai gambaran harga Avtur di Indonesia. Untuk harga Avtur sudah turun sejak November tahun lalu sampai akhir Januari 2019 ini,” tutur Wien.
Selain itu, Wien menjelaskan, harga Avtur di setiap bandara di Indonesia berbeda. Namun, harga Avtur tersebut, bukan faktor pemicu kenaikan harga tiket pesawat domestik.
Ia mengungkapkan, untuk pemasaran Avtur ada dua jenis, yakni Publish Price dan Contract Price. Jadinya, harga Avtur menjadi beda-beda di setiap bandara atau kota dan memorandum of understanding (MoU) diatur oleh Pertamina.
“Yang Contract Price sudah ada kerja sama langsung antara Pertamina Aviasi dan maskapai. Sedangkan, Publish Price datanya tidak bisa kami share. Karena, yang publish mereka lah,” ungkap Wien.
Dampak kenaikan harga tiket pesawat domestik, menurut data diperoleh dari PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, menyebutkan penurunan 189.762 penumpang atau 19,9 persen dari 963.894 penumpang pada Januari 2018 menjadi 763.894 penumpang pada Januari 2019.
Kemudian, jumlah penerbangan di Bandara Kualanamu juga mengalami penurunan 1.734 penerbangan atau 23,6 persen dari 7.336 penerbangan pada Januari 2018 menjadi 5.602 penerbangan pada 2019.
Selanjutnya, tercatat 1.904 pembatalan penerbangan pada Januari 2019 di bandara pengganti Bandara Polonia Medan. (*)