PROSUMUT — Sekitar 80 pelajar perempuan dan anggota OSIS SMA Negeri 6 Binjai antusias mengikuti pelatihan Generasi Terkoneksi (GenSi) bertajuk ‘GenSi Berkarya Tanpa Drama dan Trauma’ yang digelar Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bekerja sama dengan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumatera Utara, di Aula SMA Negeri 6 Binjai, Kamis, 9 Oktober 2025.
Acara ini bertujuan untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya konektivitas digital yang positif, produktif, dan aman di era digital. Sekaligus mampu membuat konten edukatif dan menjadi agen perubahan di media sosial.
Workshop ini menghadirkan tiga narasumber diantaranya Praktisi Media Lia Anggia Nasution, Akademisi Nurleli, dan Konten Kreator sekaligus Founder Kampung Digital, Deddy Pranata.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 2, Abdul Khodir Simorangkir saat membuka acara berharap kegiatan ini tidak sekadar belajar, tetapi juga upaya untuk berikhtiar.
“Setiap proses belajar tentu membawa hasil dan menumbuhkan kesadaran baru khususnya bagi anak-anak muda.
Alhamdulillah, SMA Negeri 6 Binjai terpilih sebagai satu-satunya sekolah di Sumatera Utara yang menjadi mitra Indosat dan FJPI Sumut dalam program edukasi digital Generasi Terkoneksi.
Ini sebuah langkah untuk membangun generasi muda yang tangguh menghadapi tantangan zaman berbasis teknologi,” ujarnya.
Abdul Khodir juga menyampaikan apresiasi untuk FJPI Sumut. Dikatakannya, Ketua FJPI Sumut, Khairunnisak Lubis, menjadi sosok perempuan yang membuktikan perempuan tak hanya bicara soal dapur, kasur, dan sumur.
“Perempuan bisa tampil di depan, membawa perubahan, dan menginspirasi banyak orang. Terima kasih juga kepada Kepala SMA Negeri 6 Binjai, Pak Jarno, serta seluruh guru dan panitia yang menyiapkan kegiatan hari ini dengan penuh semangat,” katanya.
Sementara itu EVP-Head of Circle Sumatra Indosat Ooredoo Hutchison, Agus Sulistio, menyampaikan Indosat berkomitmen untuk terus menghadirkan manfaat teknologi digital bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk pelajar dan perempuan muda.
“Melalui program Generasi Terkoneksi, kami ingin membekali generasi muda dengan kemampuan literasi digital yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membentuk perilaku digital yang bertanggung jawab dan positif,” ujarnya.
Ketua FJPI Sumut, Khairunnisak Lubis, mengatakan sebagai Generasi Z dan Alpha, para siswa saat ini tumbuh dengan ponsel, media sosial, dan internet.
Dunia kini di ujung jari, penuh peluang untuk berkarya dan berekspresi. Namun, kekuatan digital datang dengan tanggung jawab besar.
“Maka, diharapkan melalui pelatihan ini, kalian belajar keterampilan pembuatan konten digital, bagaimana mengubah ide menjadi karya positif dan inspiratif.
Selanjutnya, kebebasan berpendapat tetapi bertanggung jawab, memahami batas antara kritik dan ujaran kebencian, fakta dan hoaks. Jadi, gunakan ruang digital dengan etika, toleransi, dan semangat positif,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMA Negeri 6 Binjai, Sujarno mengatakan bila dahulu pelajar dilarang bawa handphone ke sekolah, makan sekarang siswa harus bisa belajar memanfaatkan gadget.
“Tapi jangan sampai handphone yang malah ‘mendidik’ kalian, sementara gurunya ditinggalkan.
Gunakan teknologi, tapi jangan diperbudak olehnya. Jadilah generasi waras digital yang tahu mana berita benar, mana hoaks, mana nilai, mana ilusi,” tuturnya. (*)
Reporter: Nastasia
Editor: M Idris

previous post