PROSUMUT – Hary Tanoesoedibjo dan Sandiaga Salahuddin Uno menjadi sosok penyumbang terbesar dalam Pemilu 2019. Dalam laporan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Perindo, besutan Hary, melaporkan sumbangan dana kampanye Pemilu 2019, sebesar Rp82 miliar.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Perindo Muhammad Sopian partainya belum menerima sumbangan perseorangan maupun perusahaan. Menurutnya, saat ini dana kampanye Perindo hanya berasal dari caleg dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.
“Untuk sumbangan perseorangan belum ada, kelompok belum ada, dari perusahaan belum ada, lebih banyak dari partai politik, yaitu Ketua Umum,” ujar Sopian.
Menurut data yang dilansir KPU, Partai Perindo hanya punya dana awal sejuta rupiah. Sedangkan Laporan Penerimaan Dana Sumbangan Kampanye (LPDSK) mencapai Rp82,636 miliar. Artinya, Hary Tanoe menyumbang Rp82,635 miliar.
Walau menerima sumbangan terbanyak, namun Perindo hanya menjadi partai politik ranking tiga dengan dana kampanye terbanyak. Partai yang paling kaya adalah Partai Gerindra.
Partai yang dipimpin oleh calon presiden Prabowo Subianto itu sudah memiliki dana awal kampanye sebesar Rp71,7 miliar. Lalu mendapat sumbangan sebesar Rp51 miliar. Jadi total dana kampanyenya mencapai Rp122,7 miliar.
Sedangkan untuk Pemilihan Presiden, calon wakil presiden Sandiaga S Uno menjadi penyumbang terbesarnya. Sandi, sudah mengeleuarkan Rp39,5 miliar atau sekitar 73,1 persen total penerimaan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo-Sandiaga itu.
Berdasar data KPU, pasangan itu awalnya memiliki dana kampanye sebesar Rp2 miliar. Lalu menjaring dana kampanye sebesar Rp54,05 miliar. Sumbangan ini berasal dari Sandi menyumbang Rp39,5 miliar (73,1 persen), Prabowo Rp13,05 miliar (24,2 persen), Partai Gerindra Rp1,38 miliar (2,6 persen), perorangan Rp76,19 juta (0,1 persen), dan pihak lain Rp28,86 juta (0,1 persen).
Bendahara Umum BPN (Badan Pemenangan Nasional) pasangan Prabowo-Sandiaga, Thomas Djiwandono mengatakan, dari Rp54 miliar itu, sebesar Rp46,6 miliar sudah dipakai untuk kebutuhan operasional, modal, dan pengeluaran kegiatan lain.
“Intinya, selama dua bulan terakhir, dana yang diterima BPN Rp 54 miliar, pengeluarannya Rp46,6 miliar selama 3 bulan (Oktober-Desember 2018),” kata Thomas kepada wartawan.
Sandiaga mengaku menjual sahamnya di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). beberapa kali untuk meraup dana kampanye.
Pada 6 Desember 2018 lalu, ia menjual 7 juta lembar saham. Lalu 7 Desember 2018 ia menjual 5 juta lembar saham, dan 11 Desember 5,05 juta lembar saham. Dari tiga kali penjualan itu, Sandi telah mengantongi Rp567,76 miliar. (editor)