Prosumut
Ekonomi

Harga Gula dan Telur Ayam Turun, Cabai Stabil

PROSUMUT – Harga sejumlah kebutuhan pokok di awal pekan ini masih diperdagangkan stabil, meskipun terdapat ada beberapa yang turun dan naik.

Ketua Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan menyebutkan, harga daging ayam misalnya, mengalami kenaikan menjadi Rp 28 ribu per kilogram (kg). Meski demikian, kenaikan ini masih dalam tahapan evaluasi.

Apakah dikarenakan oleh stok yang memang masih ditahan di kandang, atau memang dikarenakan konsumsinya yang mengalami kenaikan?

“Seminggu sebelum lebaran nantinya akan terlihat bagaimana perkembangan harga daging ayam itu sendiri. Karena, jika melihat harga telur ayam justru trennya malah mengalami penurunan. Harga telur ayam ada yang dijual Rp 27 ribuan per 30 butir atau satu papan,” ungkapnya, Selasa 12 Mei 2020.

Selain telur, lanjut Gunawan, harga gula pasir juga terus mengalami penurunan. Saat ini dijual dikisaran Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.

“Tren penurunan harga gula putih ini sangat diharapkan masyarakat karena pernah menyentuh di atas level Rp 20 ribu per kg,” ucapnya.

Sementara itu, untuk harga cabai masih bertahan dikisaran Rp 16 ribuan per kg. Harga cabai ini terbilang masih sangat murah karena ditopang oleh banyak stok cabai di masyarakat.

“Dari beberapa pengamatan di lapangan, harga cabai diperkirakan masih akan bertahan di level tersebut hingga lebaran nantinya,” sambung Gunawan.

Ia mengaku, dari hasil pemantauannya sejauh ini hanya itu kebutuhan pokok yang mengalami perubahan harga. Kenaikan harga daging ayam yang tinggi tidak bisa disimpulkan bahwa terjadi pemulihan daya beli yang membuat harganya beranjak naik.

“Sejauh ini, memang akan ada pembagian THR, tetapi tidak semua masyarakat akan mendapatkan THR. Banyak yang justru THR-nya turun atau tidak mendapatkan THR sama sekali, sehingga daya beli masih mengalami masalah sampai nantinya aktivitas ekonomi kembali normal,” sebutnya.

Oleh karena itu, saran Gunawan, di tengah keprihatinan saat ini agar masyarakat berbelanja bijak. Tidak berlebihan, dan memikirkan kemampuan belanja kebutuhan pokok ke depan.

“Prioritaskan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pokok terlebih dahulu, dibandingkan pengeluaran lain yang tidak urgen,” pungkasnya. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto             : 

Konten Terkait

OJK Edukasi Pelaku Usaha Sumut Cerdas Finansial

Editor prosumut.com

BSI Siap Pacu Pertumbuhan Ekonomi Perbankan Syariah 2025

Editor prosumut.com

BPJS Ketenagakerjaan Hadirkan Akses Perumahan Melalui MLT

Editor prosumut.com

Sequis Berbagi Tips Pilih Asuransi Kecelakaan yang Tepat, 4 Hal Ini Penting Diperhatikan

Editor prosumut.com

Masuk Terkaya di Dunia, Pria ini Merintis Bisnisnya di Indonesia

Val Vasco Venedict

Kejar Mimpi Wealth Fest Hadir di FEB USU, Dorong Generasi Muda Sadar Finansial

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara