PROSUMUT – Gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu 17 Maret 2019 sekira pukul 14.07 WIB.
Hingga saat ini, korban yang tewas ada 3 orang. Dua telah teridentifikasi, sedangkan seorang yang ditemukan terakhir kali belum diketahui identitasnya.
Dua yang teridentifikasi masing-masing, Tomy (14) warga Senaru, Kabupaten Lombok Utara dan wisatawan asing dari Malaysia bernama Tai Sieu Kim (56).
Sedangkan yang belum teridentifikasi dipastikan merupakan wisatawan asal Malaysia.
“Ada satu korban lagi yang ditemukan dalam kondisi terjepit batu berukuran besar di sekitar lokasi air terjun Tiu Kelep. Tapi identitasnya belum diketahui,” kata Humas Kantor SAR Mataram, NTB, I Gusti Lanang Wisnuwandana, Minggu 17 Maret 2019 malam.
Tim SAR gabungan, kesulitan mengevakuasi korban yang masih terjepit bebatuan berukuran besar. Sebab, pada sore hari kondisi hujan deras.
Kondisi cuaca kurang bersahabat tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan longsor susulan. Sehingga seluruh tim diminta untuk naik dan meninggalkan lokasi air terjun Tiu Kelep.
“Sekira pukul 18.30 WITA, seluruh tim SAR gabungan sudah berada di pintu masuk air terjun. Mereka menginap di sekitar lokasi sambil membahas upaya evakuasi korban esok hari dan pencarian lanjutan untuk memastikan tidak ada korban lainnya,” ucap Lanang.
Kantor SAR Mataram mengirimkan 25 personel dari Pos SAR Kayangan untuk membantu upaya pencarian dan pertolongan para wisatawan dan warga lokal yang terjebak longsor di sekitar air terjun Tiu Kelep .
Air terjun yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani tersebut longsor ketika gempa bumi terjadi.
Bongkahan batu berukuran besar menggelinding dari atas tebing dan menimpa para wisatawan serta warga lokal.
Kantor SAR Mataram mencatat sebanyak 14 warga Malaysia selamat ketika gempa bumi disertai longsoran bebatuan di sekitar air terjun Tiu Kelep.
Selain itu, tujuh orang warga lokal juga dilaporkan selamat dalam peristiwa tersebut.
Sebagian dari wisatawan dan warga lokal yang selamat ada yang mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Kecamatan Bayan.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi yang berpusat di Lombok Timur disebabkan aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault),” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 17 Maret 2019.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada kedalaman 19 km.
Dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan M=5,1 pada 8,51 LS dan 116,49 BT dengan kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi
dangkal,” katanya.
Guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Lombok Utara IV MMI, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, dan Sumbawa III-IV MMI; Karangasem III-IV MMI, Denpasar III MMI, dan Kuta III MMI.
Hingga pukul 16.30 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 13 kali gempa bumi susulan.(*)