Prosumut
Kesehatan

Bersama PKMI, BKKBN Sumut Dampingi Pelayanan KB MOW di RSU Pancurbatu

PROSUMUT — Perwakilan BKKBN Sumut melalui bidang KB/KR bersama dengan PKMI (Perkumpulan Keluarga Berencana Mantap Indonesia) Cabang Sumut melakukan pendampingan terhadap RSU Pancurbatu dalam melaksanakan pelayanan KB Medis Operasi Wanita (MOW) atau yang lebih dikenal tubektomi baru-baru ini.

Kepala perwakilan BKKBN Sumut melalui Koordinator Bidang KB-KR, A Sofyan Rangkuti menuturkan layanan KB MOW dilaksanakan untuk ibu rumah tangga atau pasangan usia subur yang tidak memiliki keinginan atau rencana menambah anak lagi.

Hal itu dikarenakan telah memiliki jumlah anak yang cukup atau ideal dan mendapat persetujuan keluarga atau suami. Sebab tubektomi merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang memilki prosedur sterilisasi yang bertujuan untuk mencegah kehamilan secara permanen.

“Ada kriteria juga bagi ibu-ibu yang ingin melakukan KB MOW ini. Jika masih memiliki anak satu, tidak diizinkan untuk melakukan sterilisasi ini walaupun berusia 30 tahun.

Begitu juga walau masih berumur 28 tahun, jika anak sudah 4 maka kita izinkan melakukan KB MOW.

Namun, apabila anaknya 2 atau 3 tetapi anak yang paling kecil masih berumur di bawah 5 tahun, kita juga tidak anjurkan,” ungkap Sofyan.

Sofyan mengatakan layanan KB MOW di RSU Pancurbatu ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan pada tahun 2022. Sebelumnya, yang pertama pada Senin 21 November 2022 dari target 125 akseptor terlayani 95 akseptor. Sedangkan yang kedua kali, peserta calon aseptor yang ditargetkan 34, sebanyak 20 akseptor di 9 kecamatan terlayani.

“Pelaksanaan pelayanan KB MOW ini tanpa dipungut biaya. Keputusan ibu-ibu memilih kontrasepsi ini sepenuhnya datang dari masing-masing peserta, yang sebelumnya telah mendapatkan informasi atau konseling secara langsung terkait seluruh jenis kontrasepsi dari petugas KB dan kader KB,” jelas Sofyan.

Dia menambahkan pelaksanaan layanan KB MOW ini digelar merupakan upaya pemerintah agar keluarga Indonesia lebih sehat, sejahtera dan terhindar dari anak berisiko stunting. Pasalnya, stunting terjadi dikarenakan salah satunya adalah jumlah anak yang banyak, asupan gizi, serta pola asuh.

Ia menambahkan program ini juga digelar sebagai upaya agar keluarga lebih sehat & sejahtera dan mencegah stunting pada anak. Terjadinya stunting karena salah satunya dari jumlah anak yang banyak dan tidak terurus baik dari gizi, pola asuh, maupun pendidikan.

“Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang takut untuk melaksanakan KB MOW. Karenanya, diimbau kepada masyarakat yang ingin melakukan KB MOW dapat secara langsung menghubungi penyuluh KB di kecamatan masing-masing, sehingga mendapatkan informasi terkait prosedur secara tepat,” pungkasnya. (*)

Editor : Muhammad Idris

BACA JUGA:  Anggota PKK Dituntut Berperan Tekan Stunting

Konten Terkait

Mendadak Rapid Test, 3 ASN Pemko Tebingtinggi Reaktif

admin2@prosumut

Kepala Puskesmas Tuntungan Positif Covid-19, Layanan Pindah ke Simalingkar

admin2@prosumut

12.000 Kartu BPJS Kesehatan Warga Medan Batal Didistribusikan

Ridwan Syamsuri