PROSUMUT – Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa saudara seayah Kim, yakni Kim Jong-nam merupakan informan intelijen Amerika Serikat, CIA.
Kim Jong Nam sendiri telah tewas terbunuh di Bandara Kuala Lumpur pada 2017.
Terkait kabar itu, Presiden AS Donald J Trump dengan tegas membantah pihaknya memata-matai Kim Jong Un lewat agen CIA Kim Jong Nam.
“Hal itu tidak akan terjadi di bawah naugan saya, itu pasti. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi di bawah naungan saya,” tegasnya dilansir dari Republika, Rabu 12 Juni 2019.
Sementara, hingga saat ini CIA belum memberikan komentar terkait hal tersebut. Pasukan keamanan Korut sebagian besar tertutup dari dunia luar. Mereka dianggap sebagai “target keras” oleh komunitas intelijen AS karena sulit merekrut agen dari Korut. Di sisi lain, apabila intelijen AS merekrut agen dari Korut, maka dapat mengancam keamanan regional dan AS.
“Presiden harus memahami untuk menjaga keamanan negara, CIA perlu dapat melakukan tugasnya mengumpulkan dan menganalisis intelijen yang akan mendukung berbagai kebijakan dan inisiatif diplomatik, militer, dan ekonomi,” ujar mantan pejabat senior intelijen AS yang beroperasi di Asia Timur, Jung H. Pak.
Saat ini, AS masih berusaha membangun kembali momentum dengan Pyongyang setelah mengalami kebuntuan negosiasi mengenai masalah nuklir.
Trump dan Kim terakhir kali bertemu pada Februari lalu di Hanoi. Namun pertemuan itu gagal mencapai kesepkatan denuklirisasi.
Namun, Pada Selasa 11 Juni 2019 lalu, ia menerima surat dari Kim dan dianggapnya akan adanya peristiwa positif. (*)