PROSUMUT – PT Bank Mandiri (Persero) menjadi salah satu buah pemikiran Presiden ke-3 Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie. Bank Mandiri memiliki kedekatan khusus dengan Habibie.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyebut hubungan antara Bank Mandiri dan Habibie bermula pada 1990-an.
Saat itu, Indonesia tengah mengalami gejolak hebat.
Bank Exim, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) mengalami krisis parah.
Keempat bank itu kemudian merger menjadi Bank Mandiri.
“Pak Habibie yang berikan nama itu (Mandiri) saat jadi Presiden tahun 1998,” kata Rohan di Badung, Bali, Kamis, 12 September 2019.
Pemilihan nama itu tak asal comot. Habibie berharap empat bank yang menjadi satu bisa independen.
Mereka diminta mendorong masyarakat mandiri, terutama warga yang memerlukan kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Kami menyampaikan belasungkawa atas nama Bank Mandiri, semoga beliau amal baiknya diterima Allah,” pungkas Rohan.
BJ Habibie tutup usia pada Rabu, 11 September 2019, sekitar pukul 18.05 WIB, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, itu wafat di usia 83 tahun.
Jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sudah seminggu dirawat di RSPAD Gatot Soebroto dengan ditangani puluhan tim dokter.
Dia didampingi anak dan cucu saat mengembuskan napas terakhir.
Jenazah Bapak Teknologi Indonesia itu dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan.
Habibie bersemayam selama-lamanya di sebelah makam istri tercinta, Hasri Ainun Besari.
Pemerintah pun menetapkan masa berkabung selama tiga hari.
Seluruh lembaga dan instansi diimbau mengibarkan bendera setengah tiang hingga Sabtu, 14 September 2019. (*)