PROSUMUT – Tiga bocah hilang misterius di Dusun Pulka Desa Namanjahe, Kecamatan Salapian Langkat sudah memasuki hari kelima pencarian, Jumat 23 Oktober 2020.
Berbagai cara, mulai dari yang rasional dan irasional dilakukan warga setempat demi menemukan ketiga bocah dalam keadaan sehat.
Ketiga anak masing-masing, Nizam Auvar Reza (7), Alfisah Zahra (7) dan Yogi Tri Herlambang (7) yang masih duduk di kelas dua SD No 057187 Pulka. Mereka putra-putri dari pasangan suami istri, Sarkim-Darmi, Alamsyah-Masdiani dan Hartoyo-Susi.
Upaya pencarian dilakukan oleh lebih ratusan orang, dari kalangan warga setempat, kepolisian, TNI, Basarnas, BPBD dan relawan dari berbagai luar daerah. Upaya pencarian yang terbilang irasional juga dilakukan dengan menggelar ritual jaran kepang.
Sebagian warga meyakini, dengan gelaran jaran kepang diharapkan bisa menembus ke portal dimensi lain. Dengan begitu, bisa mencoba berkomunikasi dengan makhluk tidak kasat mata yang berada dimensi lain.
“Kami berharap bisa mencoba memanggil penghuni dimensi lain di sekitar lokasi, untuk mengetahui keberadaan korban yang hilang,” kata warga setempat.
Suasana di lokasi pencarian terlihat dipadati ratusan warga yang berkerumun. Karena daerah ini didatangi sejumlah warga lain dari desa yang berdampingan dengan tempat para korban hilang.
Posko khusus pencarian juga didirikan di Dusun Pulka Desa Namanjahe, Kecamatan Salapian. Pihak aparat dan perangkat desa kerja lembur dalam proses pencarian.
“Kami akan turunkan anjing pelacak dari Sabhara Polda Sumatera Utara, untuk mencari tiga anak yang hilang. Berbagai upaya sudah dilakukan, hingga 500 orang yang membantu mencari keberadaan para korban,” kata Kasubbag Humas Polres Langkat, Aiptu Yasir Rahman.
Ia menjelaskan, terakhir terlihat oleh saksi atas nama Epi warga sekitar. Dalam keterangannya, ketiga bocah bermain plosotan di bekas tanah timbunan yang baru dikeruk alat berat eskavator.
“Bukti sementara yang ada, sesuai keterangan saksi bahwa ketiga anak yang hilang di Salapian sempat terlihat sedang melihat alat berat eskavator yang lagi mengorek parit batas sekira pukul 10.30 WIB. Saksi melihat ketiga anak tersebut bermain plosotan di bekas timbunan tanah,” jelasnya.
Saksi, Epi melihat ketiga orang anak yang hilang di Salapian bermain di dekat pos palang kembar Areal perkebunan PT LNK Kebun Tanjung Keliling Salapian.
Namun, hingga pukul 14.00 WIB, ketiga anak tersebut belum kunjung pulang ke rumah masing-masing untuk makan siang seperti biasanya.
Orangtua korban (Nizam), Sarkim terlihat dengan raut wajah sangat pilu, matanya membengkak, suaranya lirih ketika diwawancarai. Dia terus berdoa dan berharap anaknya kembali seutuhnya dalam keadaan sehat. (*)
Foto :