PROSUMUT – Sebagai upaya memberikan pemahaman Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan berfikir multikultur dan dapat saling menghargai segala perbedaan kepada generasi muda, Pemko Medan menggelar Seminar Penguatan Pemahaman Bhineka Tunggal Ika di Kalangan Generasi Muda se-Kota Medan 2019 di LJ Hotel Jalan Perintis Kemerdekaan, Selasa (6/8/2019).
Seminar oleh melalui Badan Kesatuan dan Politik (Kesbangpol) Kota Medan ini mengusung tema, ‘Dengan Semangat Kebhinekaan Kita Ciptakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa’. Berlangsung selama 5 hari, dimulai pada tanggal 6-13 Agustus 2019. Diikuti sebanyak 1.000 pelajar SMA se Kota Medan, yang dibagi dalam 5 angkatan, masing-masing angkatan terdiri dari 200 orang.
Dalam seminar ini, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan, Kota Medan memiliki keanekaragaman yang sangat banyak. Hal tersebut mengharuskan setiap langkah dan kebijakan Negara dalam kehidupan berbangsa diarahkan memperkuat persatuan dan kesatuan.
“Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air,” kata Wali Kota Medan diwakili Kepala Badan Kesbangpol Sulaiman Harahap saat membuka Seminar Penguatan Pemahaman Bhineka Tunggal Ika.
Lebih lanjut Sulaiman mengungkapkan, makna Bhineka Tunggal Ika Bangsa dan Negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia. Namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan dalam bingkai Nusantara.
“Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan Negara Indonesia,” ungkap Sulaiman.
Di samping itu tambah Sulaiman lagi, bagi setiap masyarakat Indonesia, semboyan Bhineka Tunggal Ika dapat dijadikan sebagai dasar guna melaksanakan perwujudan terhadap kesatuan dan kerukuan Bangsa, selayaknya diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan cara menjalani kehidupan dengan saling menghormati dan menghargai setiap individu, terlepas dari setiap perbedaan yang ada, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena hal ini hanya akan menimbulkan konflik dan menjadi sumber pemecah kesatuan bangsa,” jelasnya.
Pada masa sekarang, tambah Sulaiman, semboyan Bineka Tunggal Ika harus terus disebarluaskan sehingga menjadi perekat dari keanekaragaman yang bangsa Indonesia miliki. Jangan pernah memandang perbedaan suku, agama, warna kulit, bentuk wajah, dan lain sebagainya.
Usai membuka seminar, Sulaiman selanjutnya menjadi pembicara bersama Kepala Seksi Operasional Kodim 0201/BS serta dari BNN Sumut. Keduanya memberikan pemaparan mengenai Bineka Tunggal Ika secara lengkap dan detail kepada peserta seminar dan dilanjutkan dengan tanya jawab. (*)