PROSUMUT – Meski 100 persen SMP Negeri di Medan menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), tapi peralatan masih meminjam dari orang tua siswa.
Sebab, semua SMP Negeri di Medan yang berjumlah 5 sekolah belum memiliki fasilitas lengkap untuk UN secara online tersebut. Oleh karenanya, terpaksa meminjam laptop kepada orang tua siswa agar dapat melaksanakannya.
Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMP Dinas Pendidikan Medan, Supri Harahap mengakui seluruh sekolah belum ada yang siap infrastrukturnya dalam melaksanakan UNBK. Sebab, syarat untuk melaksanakan UNBK minimal harus ada komputer sepertiga dari jumlah siswa yang mengikuti ujian.
“Kebanyakan di SMP Negeri di Medan tidak ada yang benar-benar menyiapkan komputer minimal sepertiga dari jumlah siswa yang ujian. Kalau sekolah swasta ada beberapa,” ujar Supri, Kamis 11 April 2019.
Kata dia, jika tidak memiliki sepertiga dari jumlah siswa yang ujian maka disarankan untuk meminjam laptop kepada siswa atau orang tua siswa selama pelaksanaan.
“Sekolah sudah bisa menyelenggarakan UNBK sendiri, apabila infrastruktur atau perlengkapan komputer paling tidak sepertiga dari jumlah siswa yang mengikuti UNBK,” kata Supri.
“Misalnya, jumlah siswa yang mengikuti ujian 300 anak. Maka, minimal komputer harus ada 100 unit. Sebab, ujian dilaksanakan dengan tiga sesi yakni pagi, siang dan sore. Hal ini untuk meminimalisir jumlah komputer yang digunakan,” sambungnya.
Supri mengaku, tidak ada memungut biaya terhadap siswa yang mengikuti UNBK. Sebab, hal itu dilarang dalam aturan Permendikbud.
“Tidak boleh dipungut biaya sepeser pun, semua gratis,” ucapnya.
Terpisah, Kepala SMP Negeri 12 Medan, Nursani Pohan mengakui dalam pelaksanaan UNBK tahun ini perlengkapan komputer yang digunakan tidak semuanya disiapkan dari sekolah. Ada meminjam dari orang tua siswa berupa laptop.
“Kita masih kekurangan komputer, hanya ada sekitar 40 unit. Makanya, kita meminjam dari anak-anak yang punya laptop sekitar 60 unit,” katanya.
Menurut Nursani, peminjaman laptop ini sudah disosialisasikan kepada orang tua murid dan mereka tidak keberatan.
“Para orang tua bersedia meminjamkan laptopnya,” akunya.(*)