PROSUMUT – Akhirnya, Andriadi Putra (34) bisa bernafas lega, setelah bertahun-tahun membawa tumor atau neurofibroma dengan bobot sekitar 30 kilogram (kg) yang tumbuh pada bagian dada kanan dan wajah.
Hari ini, Rabu 10 Juni 2020 tumor pada bagian dada kanannya berhasil diangkat setelah dioperasi tim medis Rumah Sakit Khusus (RSK) Bedah Accuplast, Medan.
Menggunakan BPJS Kesehatan, seluruh biaya operasi pemuda yang tinggal di Jalan Pancing Gang Karya Bakti, Kecamatan Medan Tembung tersebut otomatis ditanggung pihak BPJS Kesehatan sesuai program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Sang ayah, Ismed Riadi (59) mengatakan anak keduanya ini sudah mengidap tumor sejak SMP divonis penyempitan kelenjar hormon pada saat SMK. Karena tumor ini sekolahnya pun terputus. Semakin membesar sejak tiga tahun belakangan ini. Bahkan tidak hanya di bagian dada, tumor juga tumbuh dibagian wajah sang anak.
“Sudah 2 tahun di rumah saja. Saya dan istri saya sudah penyakitan saya mengidap sakit gula dan jantung bahkan baru aja cuci ginjal dua bulan ini. Awalnya saya kerja sebagai buruh yang mengeluarkan ikan di Pajak Cemara. Tapi karena kondisi saya sakit jadi gak ada kegiatan,” katanya.
Dia berharap setelah menjadi operasi yang menggunakan BPJS Kesehatan tersebut sang anak bisa sehat dan kembali beraktivitas seperti biasa. Apalagi Andrian berharap bila sembuh bisa bekerja kembali.
“Anak saya kalau sehat mau bekerja kembali. Dulu dia kerja di showroom dan memang selalu membantu perekonomian kami. Mudah-mudahan sehat kembali dan bisa kerja lagi,” harapnya.
Dirut RS Khusus Bedah Accuplast, Retno Sari Dewi M.Kes mengatakan setelah menjalani operasi sekitar 2 jam lebih, tumor sekitar 30 kg tersebut berhasil diangkat.
“Alhamdulillah operasi yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 10.30 WIB berjalan lancar. Saat ini, kondisinya sedang dalam tahap pemulihan. Kita doakan insya Allah kondisinya cepat pulih,” ungkap Retno.
Dikatakannya, dalam proses operasi ini pasien mengeluarkan cukup banyak darah sehingga membutuhkan transfusi. Oleh sebab itu, dikarenakan tumor yang dideritanya terbilang berat, sehingga proses operasi untuk mengangkat seluruh tumor yang tumbuh di tubuhnya membutuhkan proses.
“Tidak bisa hanya satu kali mengangkat tumornya pada bagian dada dan wajah, harus bertahap. Maka dari itu, perlu beberapa kali dilakukan operasi mengangkat tumornya dan dokter ahlinya yang lebih mengetahui,” kata Retno.
Diutarakan dia, tumor ini juga tumbuh di badan pasien. Akan tetapi, bobotnya tidak sebesar yang tumbuh pada bagian dada dan wajah.
“Penyebabnya belum bisa diketahui pasti karena harus melalui pengujian lebih lanjut. Namun, kebanyakan faktornya dari genetik,” ujarnya.
Retno menambahkan, pada operasi tersebut melibatkan sekitar 8 tenaga medis termasuk dokter spesialis bedah plastik, anastesi, dan lainnya.
“Harapan kita, paling tidak seminggu kondisinya bisa normal kembali. Namun, dengan catatan kebutuhan darahnya tercukupi,” tukasnya.
Sementara, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Sumut-Aceh, Mariamah mengatakan, pasien tumor berbobot 30 kg ini merupakan peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri Kelas III.
Oleh karena itu, biaya perawatannya ditanggung BPJS Kesehatan sesuai dengan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Seluruh peserta sepanjang pelayanannya sesuai indikasi medis dan kemudian juga sesuai dengan kelas rawatan hak pasien, maka tidak akan ada biaya apapun yang dikeluarkan,” kata Mariamah.
Ia menyatakan, pihaknya berharap kepada rumah sakit tersebut dapat melayani pasien itu dengan sebaik-baiknya. Apalagi, setelah ini akan ada operasi lagi dan kontrol ulang kondisi kesehatannya.
Selain itu, harapan kepada pasien agar taat untuk kontrol atau check up, sehingga dengan begitu kondisi kesehatannya benar-benar pulih.
“Pasien ini nantinya akan diusulkan bukan lagi peserta mandiri, melainkan peserta segmen PB-Pemda (Penerima Bantuan Pemerintah Daerah). Artinya, dapat didaftarkan menjadi peserta PB-Pemda, sehingga iurannya ditanggung Pemprovsu dan tidak lagi dibayar secara mandiri,” pungkasnya. (*)