PROSUMUT – Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boru Indonesia (PPTSB-Indonesia) siap menjalin kemitraan dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Sebab, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan suksesi karir serta kesejahteraan ekonomi keluarga menjadi prioritas pencapaian PPTSB-Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Pengurus Pusat Dewan Pakar PPTSB Indonesia, Dr Rudi Salam Sinaga SSos MSi, Rabu 14 Desember 2022.
Rudi menjelaskan kehidupan globalisasi dengan segala perkembangan dan dampak yang ditimbulkan harus direspon dengan cara yang tepat. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari globalisasi adalah perubahan perilaku dan pola pikir manusia baik secara personal maupun dalam unit organisasi.
Perguruan tinggi salah satu wadah untuk menempa perilaku dan pola pikir. Globalisasi dan dampaknya bisa saja memengaruhi trend maupun culture dalam perguruan tinggi.
Hal ini lumrah bila kita melihat perguruan tinggi sebagai unit organisasi yang dioperasikan oleh manusia dengan dampak dari globalisasi. Dampak plus-minus dari globalisasi secara perlahan mulai membentuk lingkungan dengan trend culture ‘baru’.
Pada keadaan ini sistem nilai-norma yang semula berlaku menjadi pedoman, kini bergeser pada nilai-norma yang baru bahkan sulit untuk diterima logika. Sebagai contoh beberapa tayangan di media sosial yang tidak mendidik, cenderung jauh dari nilai-norma budaya.
“Keberadaan organisasi kesukuan hingga persatuan marga telah teruji lintas zaman mampu menjaga dan memelihara nilai-norma yang mendidik generasi penerus. Dengan sumber daya yang melekat pada organisasi kesukuan atau marga, tidak sulit untuk mewujudkan konsep kemitraan strategis antara PPTSB dengan dunia perguruan tinggi swasta,” terang Rudi Sinaga.
Rudi menyebutkan struktur organisasi PPTSB yang bertingkat dari tingkat sektor, cabang, wilayah provinsi hingga kepengurusan pusat, menggambarkan kiprah secara nasional. Jumlah keanggotaan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, secara kuantitas memiliki segmentasi keanggotaan di setiap provinsi.
“Dunia pendidikan pada sektor perguruan tinggi swasta memerlukan ‘pasar’ untuk menyosialisasikan ‘brands’ perguruan tinggi dalam upaya mendapatkan jumlah mahasiswa yang banyak sesuai rasio.
Efektifitas komunikasi organisasi kesukuan untuk menyampaikan brands lembaga perguruan tinggi kepada kalangan anggota internal organisasi cenderung berjalan efektif. Keadaan ini memiliki kemiripan ketika sumber daya organisasi kesukuan turut serta dalam mencalonkan figur untuk jabatan legislatif di Pemilu,” sambung Rudi Sinaga.
Menurutnya, PPTSB dengan sumber daya yang melekat di dalamnya berupa jumlah keanggotaan se-Indonesia, aset organisasi, jejaring sosial, jejaring ekonomi politik dan beragam latar belakang sumber daya manusia, harus dilihat sebagai kekuatan dalam memengaruhi lingkungan sekitar. Secara khusus, terhadap lembaga perguruan tinggi swasta untuk kemajuan generasi marga, boru dan bere Sinaga.
Layaknya menghadapi sebuah perusahaan, selain aktivitas produksi, sebuah perusahaan memerlukan pasar atau konsumen. Dengan kuantitas jumlah marga, boru dan bere Sinaga pada PPTSB, tentu sangat potensial dilihat sebagai pasar bagi lembaga pendidikan swasta.
Seperti beberapa lembaga peringkat jurnal ataupun lembaga peringkat kampus telah memberikan indikator sebagai alat ukur. Secara internal organisasi kesukuan atau marga juga perlu memberikan indikator kualitas yang diinginkan, seperti potongan biaya kuliah, mutu pendidikan, pelayanan, keterlibatan dalam merumuskan kurikulum berbasis kearifan lokal dan lain sebagainya.
Sumber daya yang dimiliki PPTSB diyakini akan dapat mencapai kemitraan strategis dengan dunia perguruan tinggi swasta. Salah satu bentuk realisasi kerja sama ini telah terwujud bersama Akademi Pariwisata Nusantara Medan (APN-Medan), yang berlokasi di jalan Jamin Ginting-Medan Tuntungan.
Bahkan, menurut penjelasan Direktur APN-Medan, Roy Kapti Karo Karo SPd MM kepada Rudi Sinaga, APN-Medan memberikan potongan biaya kuliah yang cukup besar bagi anggota PPTSB. (*)
Editor : Muhammad Idris
Teks foto : Pengurus Pusat Dewan Pakar PPTSB Indonesia, Dr Rudi Salam Sinaga SSos MSi.