PROSUMUT – Sesuai kebijakan beberapa waktu lalu, bahwa pelaksanaan PPKM Darurat Level 4 di Kota Medan berakhir pada hari ini, 2 Agustus 2021. Namun, Penyekatan disejumlah jalan di Medan juga aturan makan ditempat 20 menit dan juga aturan-aturan lainnya masih tetap berjalan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Medan, Mardohar Tambunan mengatakan PPKM Darurat Level 4 di Kota Medan sudah berakhir namun untuk kelanjutannya masih menunggu petunjuk dari pemerintah.
Jadi katanya sebelum ada petunjuk dari pemerintah pusat, penyekatan akan terus berjalan.
“Penyekatan masih berlanjut. Selagi belum ada petunjuk akan tetap disekat terus tapi agak longgar. Hasilnya kita lihat bersama bahwa peningkatan masih ada artinya apakah diperpanjang atau ada aturan model lain atau apa yang harus kita terapkan lagi, kita masih belum ada petunjuk, kita ikuti saja jika sudah ada petunjuk,” katanya, Senin 2 Agustus 2021.
Dikabarkannya adapun hasil dari PPKM Darurat ini, katanya untuk tingkat kasus Covid-19 masih naik turun atau fluktuatif. Sehingga sebutnya masih perlu ada penguatan -penguatan yang lebih spesifik terhadap lingkungan atau masyarakat atau perlu suatu tindakan yang lebih tegas.
Saat ini tegasnya prokes harus diperkuat dan gencar melakukan kegiatan termasuk vaksinasi.
Perkuat saja prokes kita disamping kita gencar melakukan berbagai kegiatan termasuklah vaksinasi.
Kemudian katanya pihaknya kini fokus terhadap ketertiban orang isolasi mandiri (isoman) di rumah. Karena selama ini yang isoman di rumah banyak yang tidak patuh. Banyak ditemukan masih keluar rumah meski masih dalam isoman.
Mardohar yang juga Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan menyebutkan bahwa Kecamatan paling tinggi selama PPKM masih dipegang oleh kecamatan Medan Johor, Sunggal, dan Helvetia.
“Kasus tertinggi masih di 5 kecamatan , tapi kasusnya juga fluktuasi naik turun dia. Inilah kita masih mengkaji ini agar jangan menjadi episentris. Artinya ada penguatan atau inovasi yang lain yang lebih spesifik untuk menangani ini dan itu perlu kita kembangkan,” ujar Mardohar.
Sementara itu, terpisah, Pengamat kesehatan asal Universitas Sumatera Utara (USU), Delyuzar menanggapi selama PPKM tidak ada penurunan kasus malah kasus masih tinggi.
Sehingga ia mmeminta pemerintah agar lebih tegas menerapkan dan menegakkan peraturan protokol kesehatan salah satunya penggunaan masker.
“Saya melihat kasus masih tinggi juga. Jadi memang kalau saya sih bagaimana masyarakat untuk taat menggunakan masker. Jadi saya harap penggunaan masker ini harus tegas. Apalagi sudah ada Perwal ya, kan tinggal diterapkan atau ditegakkan. Apalagi saat ini BOR rumah sakit saat ini keterisiannya sudah 74 persen di kota Medan, inikan sangat berbahaya sekali. Jadi penegakan masker itu harus tegas, didenda saja kan nanti orang kapok nanti. Seperti helm mula- mula dulu didenda jadi sekarang orang jadi suka pake helm. Ini juga harus begitu. Saya pikir ada kedisiplinan disamping memang ini juga harus berjalan vaksinasinya,” tegas Delyuzar.
Sebutnya lagi bahwa ia juga kini tengah fokus untuk mensupport isolasi mandiri yang terpantau.
“Jangan sampai orang isolasi mandiri dirumahnya tapi tidak terpantau sehingga ujung-ujungnya terjadi pemberatan kemudian tiba-tiba sudah ICU saja. Jadi memang harus kita dampingi isolasi mandiri ini. Apalagi gejalanya ringan tapi kalau kena varian Delta ini yang dikhawatirkan hari ke tiga dan kelima terjadi pemberatan yang sakurasinya turun tiba-tiba, ini sangat berhaya. Jadi kalau isolasi mandiri itu betul-betul dipantau,” ucapnya.
Ia berharap jika prokes dilakukan disiplin dan PPKM diterapkan dengan benar ia memastikan kasus Covid-19 di Medan akan turun. (*)
Editor : Iqbal Hrp
Foto :