Prosumut
Ekonomi

Perekonomian Sumut Mulai Tumbuh Membaik

PROSUMUT – Triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tercatat -2,37 persen (yoy) atau terkontraksi karena dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring dengan pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Namun, memasuki triwulan III pertumbuhan mulai membaik meski terbatas. Bahkan, pertumbuhan Sumut juga masih lebih baik dari beberapa daerah lain di Sumatera. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Wiwiek Sisto Widayat, pada wartawan melalui meeting zoom, Selasa 6 Oktober 2020.

Menurut Wiwiek, upaya stimulus fiskal menanggulangi dampak Covid-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan menahan penurunan ekonomi lebih lanjut. Bahkan katanya, perekonomian Sumut masih tumbuh cukup kuat dibandingkan nasional dan Sumatera.

BACA JUGA:  Indosat Sumatra Antisipasi Lonjakan Trafik Lebih dari 27 Persen dengan Optimasi 123 POI Baru

“Hal ini bisa dilihat dari permintaan domestik dan eksternal yang diperkirakan mulai picking up pada pertumbuhan ekonomi di triwulan III seiring dengan pelonggaran lockdown di negara-negara mitra dagang serta penerapan adaptasi kebiasaan baru. Konsumsi rumah tangga juga mulai pulih ditopang oleh perbaikan pendapatan sejalan dengan kembali bekerjanya tenaga kerja terdampak,” ungkapnya.

Di masa adaptasi kebiasaan baru, sambung Wiwiek beberapa perusahaan juga kembali beroperasi, terutama pada sektor perhotelan. Perbaikan konsumsi rumah tangga juga turut ditopang oleh pencairan insentif dari program kartu pra kerja.

Selain itu, investasi di Triwulan III 2020 diprediksi mengalami tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya didorong oleh investasi swasta yang bergerak di bidang kelapa sawit dan turunannya. Percepatan pertumbuhan oleh likert scale investasi dan kredit modal kerja yang naik pada triwulan berjalan.

BACA JUGA:  Jelang Nataru, Stok Bahan Pangan di Sumut Diklaim Aman tapi Harga Naik

“Pada periode Juli sampai Agustus 2020, ekspor tercatat USD1,4 miliar atau tumbuh 2,1%(yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Perbaikan ini didorong oleh kenaikan harga jual komoditas utama (CPO dan Karet) di pasar internasional. Di satu sisi, permintaan dunia masih belum membaik terindikasi dari pertumbuhan volume ekspor yang justru menurun,” sebutnya.

Meski aktivitas produksi sebagian besar negara mitra dagang masih belum sepenuhnya pulih akibat second wave Covid-19. Di satu sisi, impor tercatat USD0,6 miliar, turun drastis -21,9 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya. “Penurunan tersebut dipengaruhi oleh konsumsi dan investasi yang masih terbatas,” katanya.

BACA JUGA:  Bulog Sumut Gandeng TNI AL Kirim Stok CBP 320 Ton ke Pulau Nias

Dengan demikian, pada periode Juli sampai Agustus 2020, Sumut mengalami net eskpor USD0,8 miliar atau tumbuh 26,6 persen (yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya.

“Jadi, bisa dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumut masih berpotensi untuk tumbuh lebih kuat lagi dengan kebijakan pemulihan ekonomi yang tepat sasaran dibarengi dengan penanganan kesehatan yang optimal,” pungkasnya. (*)

 

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

JNE Naikkan Ongkos Kirim 20 %

Val Vasco Venedict

Tingkatkan Peluang Ekspor Lada Sambas melalui Program Desa Devisa

Editor prosumut.com

Pertamina Patra Niaga Dukung Pengembangan Ekonomi dan UMKM

Editor prosumut.com

Aset Digital Bitcoin, Legalkah di Indonesia?

Val Vasco Venedict

Menjanjikannya Bisnis di Era Digital…

Val Vasco Venedict

Proyek Biomethane PGN Dukung Green Data Center Singapura

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara