PROSUMUT – Guna mengendalikan inflasi daerah dengan efektif, Pemkab Langkat menggandeng pihak ketiga. Upaya konkrit penanganannya tetap sesuai arahan pemerintah pusat.
Hal itu disampaikan Pj Bupati Langkat M Faisal Hasrimy saat zoom meeting dengan Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir di Stabat, Selasa 2 Juli 2024.
Dalam kesempatan itu, Faisal Hasrimy, bersama Staf Ahli Bid Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Sutrisuanto, perwakilan BPS Kabupaten Langkat, Polres Langkat, Bulog dan beberapa kepala dinas serta kepala bagian jajaran Pemkab Langkat.
Pertemuan dimaksud menjadi wadah bagi pemerintah daerah mendiskusikan strategi pengendalian inflasi yang efektif.
Faisal menjabarkan dilakukan pelaksanaan pasar dan pangan murah di 23 kecamatan di Kabupaten Langkat.
Caranya, menjalin kerja sama dengan pihak ketiga seperti Perum Bulog Sub Divre Medan serta melakukan intervensi terhadap komoditas penyumbang utama kenaikan IPH seperti cabai merah, dan minyak goreng.
“Untuk itu, kita berharap kedepannya kami lebih baik serta memaksimalkan lagi dalam penanganan Inflasi,” sebut Faisal.
Plt Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir mengungkapkan angka inflasi di bulan Juni turun menjadi 2,51 persen dari angka sebelumnya, yaitu 2,84 persen.
Menurut dia, angka 2,51 persen itu merupakan capaian angka sangat baik, walaupun pada September 2023 pernah lebih rendah diangkat 2,28 persen.
“Ini berkat kebersamaan dan kerja keras kita semua, sehingga dapat mencapai angka ini,” ucapnya.
Tomsi pun menyoroti tentang pendistribusian pupuk bersubsidi ke tingkat petani dari kios masih di temukan harga di atas HET dan masih ada pungli-pungli di tingkat petani.
Dia mengingatkan, program cetak sawah 1 juta hektar bagi petani dan ini gratis beserta irigasinya, semoga ini bisa terealisasi guna menopang ketahanan pangan nasional.
Masih di kesempatan sama, Pelaksanaan Harian (Plh) Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) RI, M Habibullah menyampaikan terjadi deflasi di Juni 2024 yang lebih dalam dibandingkan Mei 2024 dan merupakan deflasi kedua pada tahun ini.
“Deflasi yang tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi -0,49 persen dan andil -0,14 persen,” kata Habibullah.
Lebih lanjut Habibullah menerangkan beberapa komoditas utama penyumbang andil deflasi Juni 2024 adalah komoditas bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras. “Masing-masing andil deflasi yaitu, 0,09 persen, 0,07 persen, 0,05 persen, dan 0,02 persen,” tukas dia. (*)
Reporter: Jie
Editor: M Idris