PROSUMUT – Melihat kebutuhan UKM untuk go digital, Ninja Xpress memperkuat komitmennya mendukung UKM mengembangkan bisnis mereka melalui penyediaan program pemberdayaan UKM digital, Ninja Xpress Seller booster.
Melalui program tersebut, Ninja Xpress memberikan fasilitas pembuatan website sampai dengan dukungan promosi online produk UKM melalui fasilitas foto/video produk.
Hingga saat ini, lebih dari 8.000 Shipper/UKM Ninja Xpress telah memanfaatkan layanan Ninja Xpress Seller Booster untuk meningkatkan penjualan bisnis mereka di platform digital
Sebagai sahabat UKM, Ninja Xpress juga menghadirkan insight untuk para pelaku UKM untuk mengembangkan bisnis mereka di era digital yang diberi nama Laporan Suara UKM Negeri.
Menurut data Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Sumatera Utara, dari total 1.166.918 pelaku usaha yang tercatat di Sumatera Utara tahun 2023, 98,87 persen atau 1.153.758 merupakan pelaku usaha mikro dan kecil.
Hanya saja, meskipun persentase pelaku usaha di Sumatera Utara didominasi oleh para pelaku UKM, baru 15 persen dari UKM di Sumatera Utara yang sudah go digital. Angka tersebut ditargetkan meningkat hingga 20 persen di tahun 2024.
Melihat hal tersebut, Ninja Xpress selaku sahabat UKM terus berupaya untuk membantu para pelaku UKM dan juga mendukung tercapainya target pemerintah provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan persentase UKM Go Digital Sumut melalui penyediaan program edukasi dan pemberdayaan UKM.
Head of PR Ninja Xpress, Ribka Pratiwi, mengatakan, Ninja Xpress akan terus menyediakan program pemberdayaan UKM untuk go digital khususnya di Sumut.
Hingga akhir 2023, Ninja Xpress telah memiliki 6 hub yang tersebar di Sumatera Utara dan telah menerima juga mengirim lebih dari 45.000 pengiriman produk UKM medan dari dan ke berbagai wilayah Indonesia.
“Selain menyediakan fasilitas pembuatan website dan juga foto/video produk, Ninja Xpress juga secara konsisten menerbitkan survey Suara UKM Negeri yang dirilis setiap semester untuk menduk mendukung teman-teman UKM untuk go digital dan memahami tren terkini,” ungkap Ribka saat temu media di Medan, Kamis 11 Juli 2024.
Suara UKM Negeri sendiri pertama kali di-release pada tahun 2021 membahas mengenai, bagaimana UKM menghadapi pandemi.
Dua survei terbarunya yaitu Suara UKM Negeri Vol.4 mengenai ‘Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia, rilis pada Februari 2024 dan yang terbaru adalah Suara UKM Negeri Vol.5 mengenai ‘Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce’ yang baru saja dirilis Mei 2024.
Pada hasil laporan Suara UKM Negeri Vol.4, ditemukan bahwa di tengah perkembangan teknologi digital dan juga perubahan karakteristik konsumen, para pelaku UKM dianjurkan untuk mulai memanfaatkan berbagai platform untuk meningkatkan penjualan.
Tidak berhenti pada pemanfaatan e-commerce, para pelaku UKM juga dapat memanfaatkan social commerce yang merupakan platform yang dimulai dari unsur sosial dan digunakan untuk mengembangkan basis pengguna, sehingga dapat dimonetisasi untuk berjualan.
Dengan begitu, bentuk digitalisasi UKM tidak berhenti pada pemanfaatan e-commerce saja, tetapi telah berkembang hingga pemanfaatan social commerce.
Pada hasil riset tersebut, ditemukan bahwa social commerce memiliki audiens yang lebih luas dari marketplace, bahkan 48 persen seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan.
Selain itu, social commerce juga dirasa mempermudah UKM menemukan target audience mereka dengan konten yang relevan, seperti yang dikatakan oleh 37 persen seller bahwa social commerce membuka peluang mereka untuk lebih mudah untuk dikenal oleh target audiens yang relevan.
Adapun 34 persen dari seller mengatakan bahwa mereka perlu mendiversifikasi kanal penjualan mereka untuk menargetkan audiens yang lebih beragam, dengan adanya pemanfaatan social commerce, para pelaku UKM dapat meningkatkan penjualan melalui pemanfaatan berbagai platform pemasaran yang efektif.
Masih berkaitan dengan pemanfaatan social commerce, pembahasan dalam Suara UKM Negeri Vol 5 mengenai “Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce”. Dalam laporan ini ditemukan bahwa fenomena Affiliate Marketing merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif bagi para pelaku UKM di era digital. Dalam hasil survey Suara UKM Negeri Vol. 5 dijelaskan bahwa mayoritas e-shopper lebih memilih Affiliate Marketing dari pengguna media sosial biasa dan teman sendiri, daripada artis atau influencer dengan jumlah pengikut tinggi.
Selain itu social commerce seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran dengan kemampuan mereka dalam menarik jumlah pembeli yang besar. Adapun produk fesyen menjadi kategori paling banyak dibeli melalui affiliate marketing, dengan adanya pemanfaatan affiliate marketing, para pelaku UKM mendapatkan akses untuk promosi produk yang mudah dengan harga yang terjangkau.
Diharapkan melalui hasil report yang diberikan dalam laporan Suara UKM Negeri, teman-eman UKM di Sumatera Utara dapat menggali potensi social commerce dan memanfaatkan strategi pemasaran affiliate marketing untuk meningkatkan brand awareness serta penjualan mereka, serta tetap mengikuti perkembangan tren saat ini. (*)
Editor: M Idris