PROSUMUT – Selama 20 tahun, patung Kristus sang Penebus telah berdiri di atas Pegunungan Lofoten, Norwegia. Tingginya sekira 700 meter di atas permukaan laut dan menjadi lokasi kunjungan wisatawan.
Namun, sekarang warga lokal bingung. Karena patung setinggi dua meter itu lenyap secara misterius.
Dilaporkan kantor berita setempat, patung replika dari patung Kristus sang Penebus setinggi 38 meter ikon Kota Rio de Janeiro, Brasil itu telah hilang tanpa jejak.
Patung Yesus itu didirikan pada 1999 di Sukkertoppen (Puncak Gula), Storemolla, Pegunungan Lofoten sebagai bagian dari proyek seni. Sejak saat itu, telah menjadi landmark lokal dan tujuan wisata yang populer.
Namun, seorang wisatawan yang berkunjung baru-baru ini melaporkan bahwa patung tersebut telah hilang.
“Lokasi patung itu tidak begitu mudah diakses, jadi agak aneh,” kata Direktur Perjalanan Lofoten, Elisabeth Dreyer.
“Orang-orang akan mencarinya. Saya harap mereka menemukannya dan mereka akan dapat membangunnya kembali,” tambahnya.
Salah satu teori yang muncul adalah bahwa patung itu telah dirobohkan oleh badai dahsyat. Tetapi sulit untuk meyakininya karena patung itu telah berdiri selama puluhan tahun di tengah berbagai cuaca ekstrem, termasuk badai.
Svein Ingvoll Pedersen, pimpinan Festival Seni Internasional Lofoten (LIAF), menekankan bahwa sejauh ini tidak mungkin untuk melakukan pemeriksaan atau pencarian di daerah sekitar.
“Ada medan yang sangat sulit dengan banyak salju saat ini. Karena itu, tidak mungkin mengirim seseorang ke atas,” jelasnya, Rabu 27 Februari 2019.
Kabar menghilangnya patung Yesus itu mendapat berbagai tanggapan dari warganet yang memberikan komentar mereka di laman Facebook.
“Apakah Anda pernah mendengar tentang Kenaikan?” tulis salah satu pengguna, merujuk pada kisah kenaikan Yesus ke Surga yang tercantum dalam Alkitab.
Sedangkan seorang warganet lainnya mengatakan, bahwa patung Yesus itu merasa kedinginan di Norwegia dan memutuskan kembali ke Rio De Janeiro di mana patung aslinya berdiri.
Sampai patung itu ditemukan, slogan dari laman pariwisata lokal yang berbunyi: Anda tidak harus pergi ke Brasil untuk melihat Kristus sang Penebus”, tampaknya harus diganti.(*)