Prosumut
Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri) didampingi dengan Deputi bid Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan tentang target pertumbuhan investasi 2016 di Jakarta, Jumat (8/1). BKPM menargetkan pertumbuhan investasi 2016 sebesar Rp 594,8 triliun naik 14 persen dibandingkan target yang dicanangkan pada tahun 2015 sebesar Rp 519 triliun. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/16. *** Local Caption ***
Ekonomi

Sumatera Ternyata Paling Diminati Investor Eropa, Lihat Komposisi Investasinya

PROSUMUT – Bertajuk Indeks Kepercayaan Bisnis Kamar-kamar Dagang Eropa/Joint European Chambers Business Index 2019 (BCI) 2019, survei yang dilakukan oleh BritChamp Indonesia dan eurochamp menemukan ketertarikan investor Eropa terhadap pasar Indonesia.

Pada survei tahunan ini, ditemukan sebanyak 29 persen responden menyatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnisnya untuk 12 bulan ke depan di Indonesia.

Dan, 26 persen dari mereka telah melakukan ekspansi selama 12 bulan ke belakang.

BACA JUGA:  Optimalisasi Obligasi dan Sukuk sebagai Instrumen Pembiayaan Pembangunan Daerah

Melihat peta sebarannya, wilayah Sumatera menjadi wilayah yang paling banyak diisi oleh para investor Eropa ini, atau sebanyak 38 persen.

Di Sumatera juga, sebanyak 15 persen dari mereka akan mengekspansikan bisnisnya.

Selain Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali juga mendapatkan perhatian besar para investor tersebut.

Dari seluruhnya, Bali menjadi lokasi yang menarik minat investor dalam 12 bulan mendatang.

BACA JUGA:  Bank Indonesia Tingkatkan Pengetahuan Jurnalis Sumut Lewat Capacity Building, Harapkan Partisipasi Aktif

Sebanyak 21 persen dari responden menyatakan minatnya untuk mengucurkan dananya ke wilayah Pulau Dewata.

Disusul Jawa Timur sebanyak 19 persen, dan Kalimantan 15%.

Menurut survei, ada peningkatan persepsi yang sangat positif terhadap kondisi politik dan tren positif pada kebijakan peraturan dan hukum.

Namun ada kekhawatiran yang meningkat secara signifikan pada dampak proteksionisme dan terorisme dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Bersamaan dengan itu, sentimen responden terhadap regulasi, inefisiensi birokrasi, regulasi pajak dan impor, serta stabilitas politik dan sosial dipandang cukup kondusif.

BACA JUGA:  Keterampilan Kunci Utama Kesuksesan UMKM

Meski sentimennya positif, minat para investor untuk menggelontorkan dana besar menurun sebanyak 5 persen dibanding periode 2017-2018 – menjadi 35 persen.

Sisanya, sebanyak 43 persen masih menyatakan bimbang untuk berinvestasi besar. Dan, 23% menyatakan tidak ingin berinvestasi besar-besaran di negara ini. (*)

Konten Terkait

Hurry Up! Ini Deretan Saham Berpotensi Bikin Untung Besar

Val Vasco Venedict

Harga Pangan Perlu ‘Disetir’, Harus Punya Opsi Kebijakan Jika Corona Kian Memburuk

admin2@prosumut

Tingkatkan Pasar Modal, Capital Market Summit & Expo 2020 Digelar Virtual

Editor Prosumut.com

Luncurkan  Program “Migor 14 Ribu”, Mendag Lutfi: Jaga Stabilitas Harga 

Editor prosumut.com

Dilikuidasi, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPR Lubuk Raya Mandiri

Editor prosumut.com

TPL Kolaborasi dengan IBCWE, Dukung Pemberdayaan Perempuan di Sektor Bisnis dan Industri

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara