Prosumut
dr. Dirga Sakti Rambe, dokter spesialis penyakit dalam/vaksinolog (kanan bawah) bersama dr. Twindy Rarasati (kiri) yang juga merupakan penyintas Covid-19 menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema vaksin sebagai perencanaa preventif kesehatan didampingi moderator Tasya Syarif di Jakarta, Senin, 23 November 2020.
BeritaKesehatan

Sembuh dari COVID-19, Ini Kesaksian Twindy Rarasati

PROSUMUT – Tanpa ada gejala demam, Twindy Rarasati langsung mengalami gejala sesak nafas.  Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dia dinyatakan positif COVID-19.

“Awalnya,  saya langsung sesak nafas. Sakit kepala, kelelahan, hilangnya indera penciuman dan pengecapan. Tapi saya tidak mengalami demam atau batuk,” jelasnya.

Hal ini diceritakan Twindy yang berprofesi sebagai dokter dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan’ yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin 23 November 2020.

BACA JUGA:  Forwakes Sumut Bahas Program Strategis 2025, Soal Sampah hingga Gizi

Menurutnya, ada banyak sekali gejala yang dapat timbul ketika terinfeksi virus Corona. Karena itu penting untuk selalu memperhatikan perubahan yang terjadi pada tubuh.

“Saya sempat dirawat di rumah sakit selama dua minggu dan lanjut isolasi mandiri dua minggu lagi. Baru kemudian dinyatakan sembuh dan bisa kembali bekerja,” jelasnya.

Diceritakan Twindy, selama proses recovery, indera perasa dan penciuman pelan-pelan berangsur pulih setelah empat atau lima hari dia kehilangan dua kemampuan indra tersebut.

BACA JUGA:  Forwakes Sumut Bahas Program Strategis 2025, Soal Sampah hingga Gizi

“Mengatur pola makan dengan asupan makanan tinggi kalori, tinggi protein sebagai usaha meningkatkan imunitas,” ujarnya menjelaskan treatment yang dilakukan sepanjang proses pemulihan.

Karena berprofesi sebagai dokter dan berada di garda terdepan, Twindy sadar bahwa risiko tertular lebih besar. Untuk mencegah risiko penularan, Twindy melakukan mitigasi terlebih dahulu.

“Saya sudah menerapkan protokol kesehatan di rumah. Ada ruangan terpisah dan sudah ada alurnya. Aktivitas makan juga tidak dapat dilakukan bersama untuk mengurangi risiko tertularnya anggota keluarga lainnya,” tuturnya.

BACA JUGA:  Forwakes Sumut Bahas Program Strategis 2025, Soal Sampah hingga Gizi

Berdasarkan pengalamannya sebagai penyintas, Twindy mengungkapkan bahwa protokol kesehatan harus sebaik-baiknya dilakukan.

“Tanggung jawab menjalankan protokol kesehatan ada di diri kita sendiri dan jangan lupa untuk terus update ilmu agar bisa tahu apa yang harus dilakukan. Bagi yang sekarang, terus berjuang melawan COVID-19 dan tetap semangat. Kita bisa bangkit dan overcome,” pungkasnya. (*)

 

Editor : Val Vasco Venedict 
Foto : Istimewa 

Konten Terkait

HKN ke-59, RSUP HAM Tekankan Pentingnya Wujudkan 6 Pilar Transformasi Kesehatan

Editor prosumut.com

Perayaan 160 Tahun HKBP Bersinar, DR RE Nainggolan Dianugerahi “Nommensen Award”

Editor prosumut.com

Teken Pakta Integritas ASN, Bupati Pakpak Bharat Ingatkan Netralitas ASN di Pemilu 2024

Editor prosumut.com

Ketua DPRD Sumut Positif COVID-19, Pembahasan Polemik KPID Diundur

Editor prosumut.com

Kontroversi Penyediaan Alat Kontrasepsi Remaja, Dinkes Sumut: Hanya Diberikan Kepada yang Sudah Menikah

Editor prosumut.com

Sederhana, 5 Aktivitas Ini Tingkatkan Kesehatan Mental Anda

valdesz
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara