Prosumut
Kesehatan

Selalu Merasa Kesunyian dan Depresi Mudah Terdoktrin

PROSUMUT – Dokter spesialis kejiwaan, Dr dr Elmeida Effendy MKed KJ SpKJ (K) mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat seseorang sampai nekat atau dengan mudahnya terdoktrin untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

“Terutama, bagi mereka yang sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi di dunia, yang selalu merasa kesunyian di tengah keramaian, merasa sendiri dan tidak memiliki siapa-siapa, mengalami depresi atau gangguan jiwa lainnya akan lebih rentan untuk disugesti (didoktrin),” ungkap Elmeida kepada wartawan, Kamis 21 November 2019.

BACA JUGA:  BPJS Kesehatan Makin Permudah Layanan Masyarakat Lewat Program Keliling

Selain itu, kata Elmeida, ada faktor lain yang juga bisa mempengaruhi yaitu keterbatasan intelegensi. Faktor ini akan sangat berpengaruh bagi doktrin atau sugesti tersebut dilakukan.

“Biasanya orang yang seperti ini (keterbatasan intelegensi) akan menganut paham aneh, sehingga menganggap aksi bom bunuh diri termasuk perbuatan jihad. Bahkan, jika terluka atau mati akan dijanjikan surga. Makanya, mereka akan melakukan apapun yang disuruh orang lain meski hal itu berbahaya dan kurang masuk akal,” ujar Ketua Departemen Psikiatri FK USU ini.

BACA JUGA:  BPJS Kesehatan Makin Permudah Layanan Masyarakat Lewat Program Keliling

Untuk itu, Elmeida mengimbau bagi siapa saja yang memiliki anggota keluarga dengan masalah-masalah tersebut agar senanatisa menjaga dan mengawasinya.

Jalin komunikasi yang lebih intens dan terbuka, agar dapat mencegah hal yang tidak diinginkan itu sampai terjadi.

“Jika hal itu terjadi dengan diri sendiri, maka jangan pernah mudah mempercayai ajakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang ada di luar koridor hukum dan kebenaran. Berbicaralah terlebih dahulu dengan orang atau keluarga terdekat sebelum memutuskan sesuatu,” terang dia.

BACA JUGA:  BPJS Kesehatan Makin Permudah Layanan Masyarakat Lewat Program Keliling

Ia melanjutkan, carilah teman-teman yang baik dan mau membantu memilah apa yang dianggap pantas maupun tidak.

“Teman-teman yang selalu bersedia diganggu untuk ditanyakan pendapat, berdiskusi dan membahas berbagai hal,” sambungnya.

Ditambahkan dia, sebisa mungkin hindari kebiasaan untuk melamun dan kosong pikiran dengan cara selalu menjaga konsentrasi.

“Senanatiasa berdoa bila memiliki masalah atau dalam menentukan suatu keputusan terbaik. Dengan begitu, pikiran tidak akan kosong meskipun disaat sedang sendirian,” pungkasnya. (*)

Konten Terkait

Jumlah Status PDP Asahan Bertambah, Berikut Daftar Datanya

admin2@prosumut

Kopi Baik, Tapi Kalau Kebanyakan Ini Bahaya yang Menanti

Editor prosumut.com

Sebulan Sembuh, Ajudan Wagub Sumut Kembali Positif Covid-19

admin2@prosumut

RSUP HAM Siap Sukseskan PON XXI Aceh-Sumut 2024 Sebagai Pusat Rujukan

Editor prosumut.com

Positif Covid-19, Warga Batubara tak Masuk Data Gugus Tugas

admin2@prosumut

12 Ribu Calon Peserta Baru PBI BPJS Kesehatan Batal, Komisi B Panggil Sekda Kota Medan

Ridwan Syamsuri
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara