PROSUMUT – Posyandu menjadi garda terdepan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta akses lebih mudah terhadap layanan kesehatan.
Hal itu ditekankan Sekdakab Langkat Amril Nasution ketika memimpin apel gabungan di halaman kantor bupati, Senin 14 April 2025.
Lewat amanat tertulis bupati, Amril membacakan, angka kematian ibu dan bayi masih menjadi indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, sehingga menjadi perhatian serius pemerintah.
“Angka kematian ibu dan bayi merupakan dua indikator penting yang masih perlu mendapatkan perhatian lebih, karena berkaitan langsung dengan kualitas pelayanan kesehatan dasar,” kata Amril.
Dia juga mengatakan, langkah nyata Pemkab Langkat mengantisipasi hal dimaksud diterbitkan regulasi seperti Perda Nomor 11/2013 tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBLA), Perbup Nomor 31/2016 tentang Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, serta Perbup Nomor 40/2019 tentang Pemanfaatan Dana Desa untuk Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, pada tahun 2024 tercatat 9 kasus kematian ibu, mengalami penurunan dari 11 kasus pada tahun 2023. Namun demikian, kasus kematian bayi mengalami sedikit peningkatan, dari 65 kasus pada tahun 2023 menjadi 67 kasus pada tahun 2024.
Guna menekan angka kematian, urai dia, Pemkab Langkat telah sediakan 32 unit alat USG seluruh Puskesmas, pelayanan gratis lewat dokter umum telah mendapatkan pelatihan khusus.
Masih kaitan Posyandu, sambung dia, seluruh perangkat daerah berkaitan pelayanan Posyandu, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), para camat, kepala desa/lurah, hingga Bagian Pemerintahan diminta saling bersinergi dan berkoordinasi.
“Kesehatan bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi tanggung jawab kita bersama dalam mewujudkan Langkat yang Maju, Sehat, Sejahtera, Religius, dan Berkelanjutan,” tukas dia. (*)
Reporter: Jie
Editor: M Idris

previous post