PROSUMUT – Peristiwa hilangnya tiga bocah warga Dusun VI Pulka, Desa Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat sejak pekan lalu hingga kini masih menjadi misteri.
Berbagai upaya telah dilakukan pihak berwajib, namun belum juga membuahkan hasil.
Karena itu, Subdit III/Jatanras Direktorat (Dit) Reskrimum Polda Sumut membentuk tim khusus (timsus) untuk menguak kejadian yang sebenarnya. Banyak dugaan atau spekulasi yang menyebut penyebab hilangnya korban, termasuk penculikan.
“Kita memback up penyelidikan hilangnya tiga bocah di Langkat itu. Kita sudah bentuk tim dan sedang bekerja di lapangan,” kata Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Irwan Anwar melalui Wadir, AKBP Faisal Napitupulu didampingi Kasubdit III/Jatanras, Kompol Taryono Raharja, Selasa 10 November 2020.
Menurut Faisal, tim telah melakukan cek areal galian yang disebut sebagai lokasi awal hilangnya ketiga bocah itu. Sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan. Kepolisian optimis penyebab hilangnya ketiga bocah tersebut segera terungkap.
“Penyelidikan masih terus kita intensifkan. Kita optimis penyebab hilangnya ketiga bocah tersebut dapat segera terungkap,” ucap mantan Kapolres Asahan tersebut.
Seperti diketahui, ketiga bocah yang hilang ini merupakan warga Dusun Pulka, Desa Naman Jahe, Kecamatan Salapian. Mereka bernama Yogi Tri Herlambang, Nizam Auvar Reja dan Alviza Zahra yang rata-rata berusia 7 tahun.
Sebanyak 150 personel dikerahkan untuk mencari 3 bocah yang hilang misterius di perkebunan PT LNK, Desa Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, Sumut, Namun, pencarian masih belum membuahkan hasil.
Wakapolres Langkat, Kompol Hairil Sani mengatakan, pihaknya mengerahkan 150 personel dibantu warga dan relawan untuk mencari ketiga bocah tersebut.
Pada pencarian hari ke-14, personel dibagi ke dalam beberapa tik untuk menyisir setiap sudut perkebunan LNK.
“Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda untuk ditemukan ketiga anak tersebut,” kata Hairil Sani, Sabtu 31 Oktober 2020.
Sebelumnya, upaya warga menggali gundukan tanah yang semula dicurigai sebagai tempat menimbun jasad ketiga bocah itu teryata nihil.
Penggalian gundukan tanah itu disaksikan petugas Polsek Salapian dan relawan. Selama 30 menit penggalian, warga tidak menemukan jasad ketiga bocah nahas tersebut.
Menurut warga, Dedi, gundukan tanah itu dibuat setelah hari keempat hilangnya ketiga anak tersebut.
“Kecurigaan terhadap gundukan tanah ini karena berada di tempat terpisah. Ditambah lagi, gundukan tanah ini membuat curiga karena bila sengaja dilakukan untuk melintas kendaraan berat kenapa mesti membuat gundukan tanah,” ujar Dedi, Jumat 30 Oktober 2020.
Sejauh ini, polisi dan relawan telah mencari di beberapa lokasi namun tak menunjukkan petunjuk apapun. Pencarian bahkan sampai menelusuri areal 100 hektare dari lokasi titik hilang. (*)
Editor : Iqbal Hrp
Foto :