PROSUMUT – Dampak ditutupnya objek wisata Bukit Lawang membuat pengusaha penginapan merugi. Terlebih, tempat wisata andalan di Kabupaten Langkat itu juga sepi dari pengunjung dalam negeri maupun mancanegara.
Mis Bakti, pemilik penginapan Haritage, mengakui sudah mengalami kerugian mencapai Rp400 juta.
“Pasca Bukit Lawang ditutup, saya sudah rugi Rp400 juta. Itu dihitung dari banyaknya pembatalan pemesanan dan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya sudah terjadwal,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, penutupan objek wisata Bukit Lawang dan Tangkahan tidak dibarengi dengan solusi pencegahan Virus Corona.
Seharusnya, lanjutnya, objek wisata Bukit Lawang dan Tangkahan tidak secepat itu ditutup.
“Yang perlu dilakukan pemerintah menurut saya memperketat bandara. Setiap turis harus menjalani pemeriksaan dan isolasi jika ada yang dicurigai. Bukan langsung menutup wisatanya,” katanya.
“Kenapa wisata seperti Bali tidak ditutup. Padahal jumlah wisata asing di sana lebih banyak,” tambahnya.
Ia berharap, agar DPRD Langkat dari komisi terkait lebih proaktif menyikapi hal ini. “Turun dong bersama dinas periwisata. Lihat kondisinya dan cari solusi.
Artinya, pengusaha masih ada kesempatan memberikan pendapat, bukan sepihak seperti yang terjadi saat ini,” pungkasnya. (*)