PROSUMUT – Pembina Darma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Tyas Fatoni menyebut terdapat dua hal penting dalam kehidupan, yakni refleksi diri kemudian soal hijrah.
Hal ini diungkapkannya saat mengikuti Pengajian Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah di Kantor DWP Sumut, Medan, Sumut, Selasa 16 Juli 2024.
“Kalau kita bicara tahun baru, maka ada dua hal yang bisa kita ambil dari itu.
Pertama adalah kita merefleksikan diri kita, apa yang sudah kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya, kemarin apakah sudah bagus, apakah belum. Apa yang harus dilakukan untuk ke depan,” kata Tyas Fatoni.
Kemudian, lanjut Tyas, yang dilakukan selanjutnya adalah ‘hijrah’ dengan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tentunya dengan mengikuti kegiatan pengajian seperti ini mampu menambah ilmu dalam kehidupan.
“Sangat ingin sekali untuk bisa mendengarkan ceramah dari Pak Ustaz apa yang bisa menjadi tambahan ilmu untuk menjadi bekal ketika nanti saya dan teman-teman akan menjalani kehidupan yang lebih kekal,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui pengajian ini diadakan sebulan sekali dan diharapkan mampu menjalin silahturahmi kepada seluruh anggota DWP. Tyas berharap dengan adanya pengajian tersebut akan bermanfaat bagi diri, keluarga juga masyarakat.
“Sehingga kami bisa sebarluaskan ilmu bermanfaat ini paling tidak kepada keluarga, lingkungan dan itu menjadi manfaat positif bagi umat tentunya,” ucap Tyas.
Pengajian ini dihadiri oleh Ketua DWP Sumut Dian Arief Trinugroho dan seluruh anggota DWP se-Sumut itu dilakukan secara luring dan daring, menghadirkan penceramah H Abidin Azhari Lubis. Dalam tausyiahnya Abidin mengatakan, bagaimana anggota DWP menyikapi hijrah dalam setiap kehidupan.
“Seperti yang sudah kita sampaikan bahwa hijrah itu ada dua macam. Pertama hijrah teritori yang meliputi wilayah dan tempat. Kemudian hijrah Islah yang di dalamnya terdapat hati nurani,” ucapnya.
Abidin menganggap kedua hijrah tersebut penting diterapkan dalam kehidupan. Pasalnya, diketahui bahwa Rasullullah SAW juga melakukan hijrah teritori dari Mekah ke Madinah.
“Jadi tentunya, anggota DWP karena sebagai pendamping suami pasti akan hijrah dari satu tempat ke tempat lain, demi keberhasilan. Keberhasilan bisa terwujud kalau diikutsertakan dengan hijrah islah, dengan memakai hati nurani. Mudah-mudahan seluruh anggota DWP bisa menyikapi arti hijrah ini,” pungkasnya. (*)
Editor: M Idris